Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dituduh Menerjemahkan Materi ISIS, Pria Ini Terancam Pidana 20 Tahun

TENNESSEE, KOMPAS.com - Benjamin Carpenter, seorang penduduk Knoxville, Tennessee, dituduh membuat terjemahan bahasa Inggris dari propaganda kelompok teroris ISIS.

Hakim Federal Amerika Serikat (AS) mendakwa Carpenter (alias Abu Hamza) karena diduga memimpin Publikasi Ahlut-Tawhid. Organisasi internasional ini menerjemahkan dan menerbitkan materi ISIS dan pro-ISIS.

Dakwaan tersebut juga menuduh Carpenter membagikan beberapa materi terjemahan dengan agen FBI yang menyamar yang diyakini Carpenter terkait dengan ISIS.

Pihak berwenang menangkap Carpenter pada 24 Maret 2021. Pria berusia 31 tahun ini telah menghadapi sidang penahanan pada Senin (5/4/2021) melansir Newsweek.

Persidangannya dimulai 1 Juni, menurut Departemen Kehakiman AS (DOJ). Jika terbukti bersalah, dia bisa menghadapi hukuman penjara hingga 20 tahun.

Propaganda online ISIS telah membantu kelompok itu menjelaskan ideologinya, strateginya, dan menginspirasi orang lain untuk bergabung.

Namun, serangan berkelanjutan terhadap kelompok tersebut oleh pasukan AS dan sekutunya telah mengurangi bisnis propagandanya.

Puncaknya pada Agustus 2015, outlet propaganda resmi ISIS merilis lebih dari 700 item dalam satu bulan. Pada Agustus 2016, jumlah itu turun menjadi kurang dari 200 item sebulan.

Meski demikian, grup tersebut terus menarik pengikut kelahiran AS.

Pekan lalu, FBI menangkap James Bradley karena diduga mendukung ISIS dengan maksud bergabung.

Bradley dan istrinya, Arwa Muthana, diduga ingin melakukan serangan teroris yang melibatkan taruna militer di tanah AS. Aksi itu akan dilakukan jika mereka tidak dapat bergabung dengan kelompok tersebut di Timur Tengah.

Pada 2015 sebuah studi terhadap 59 pendukung ISIS menemukan rata-rata pendukung ISIS kelahiran AS adalah seorang pria, berusia 26 tahun. Mereka telah mendiskusikan ISIS di media sosial, dan berasal dari beragam etnis atau ras.

Studi yang dilakukan oleh Center of National Security at Fordham Law tersebut menemukan bahwa sepertiga dari pendukung ISIS telah masuk Islam. Diantaranya 81 persen telah menyatakan dukungan untuk ISIS di media sosial.

Tapi keturunan Timur Tengah atau Arab justru sangat sedikit jumlahnya.

ISIS pertama kali muncul setelah tahun-tahun ketidakstabilan akibat invasi Irak dilakukan oleh AS dan pasukan sekutunya pada 2003.

Pada 2021, ISIS terus melancarkan serangan di Irak dan negara tetangga Suriah.

Pada akhir Maret, para pejabat Irak memuji pasukan AS dan Eropa atas pertempuran mereka yang berkelanjutan melawan ISIS.

Namun, para pejabat Suriah menyebut upaya tersebut sangat merusak negara mereka, saat Suriah bersiap untuk menandai 10 tahun perang saudara.

Dialog antara pemerintah Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS telah berulang kali gagal. Sementara keduanya terus bentrok dengan pasukan ISIS.

Pasukan ISIS baru-baru ini meningkatkan serangan mereka di wilayah tersebut.

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/06/184841970/dituduh-menerjemahkan-materi-isis-pria-ini-terancam-pidana-20-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke