Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rudal Balistik Meledak di Langit Ibu Kota Arab Saudi

Koalisi militer pimpinan Saudi mengumumkan peristiwa itu terjadi setelah pihaknya berupaya menggagalkan serangan rudal yang dituding dilakukan oleh pemberontak Houthi Yaman.

Melansir Aljazeera, Brigadir Jenderal Turki al-Malki, juru bicara koalisi pimpinan Saudi mengatakan Houthi meluncurkan rudal balistik ke arah Riyadh dan tiga drone jebakan ke arah provinsi Jizan, dengan yang keempat menuju kota barat daya Khamis. Mushait.

Tidak ada korban yang dilaporkan. Meskipun televisi Al Ekhbariya yang dikelola pemerintah menyatakan pecahan rudal itu tersebar di beberapa lingkungan Riyadh, dan merusak setidaknya satu rumah.

Belum ada komentar langsung dari Houthi.

Serangan itu terjadi ketika Arab Saudi menjadi tuan rumah kejuaraan Formula E di pinggiran Riyadh. Menurut media pemerintah agenda ini dihadiri oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Video lainnya menunjukkan penduduk menjerit ketika mereka menyaksikan ledakan berapi menembus langit malam, yang tampaknya merupakan upaya pencegahan dari rudal Patriot milik kerajaan terhadap serangan rudal balistik eksternal.

Al Malki mengatakan kelompok Houthi mencoba dengan "cara yang sistematis dan disengaja untuk menargetkan warga sipil".

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Riyadh mengeluarkan peringatan kepada orang AS. Warganya diminta untuk "tetap waspada jika terjadi serangan tambahan di masa depan."

Situs web pelacakan penerbangan menunjukkan beberapa penerbangan yang dijadwalkan mendarat di bandara internasional Riyadh dialihkan atau ditunda satu jam setelah serangan.

Saat perang Yaman selama bertahun-tahun berlangsung, serangan rudal dan drone Houthi di wilayah kerajaan Arab Saudi seolah telah menjadi hal biasa. Namun, serangan itu jarang menyebabkan kerusakan.

Awal bulan ini, Houthi menabrak pesawat penumpang kosong di bandara Abha barat daya Arab Saudi hingga menimbulkan kebakaran. Serangan dilakukan menggunakan pesawat tak berawak bermuatan bom.

Sementara itu, koalisi yang dipimpin Saudi telah menghadapi kecaman internasional yang luas atas kampanye pemboman udara di Yaman. Serangan itu telah menewaskan ratusan warga sipil dan mengenai sasaran non-militer, termasuk sekolah, rumah sakit, dan pesta pernikahan.

Presiden AS Joe Biden bulan ini mengumumkan pemerintahannya mengakhiri dukungan negaranya untuk perang yang dipimpin Saudi di Yaman, termasuk penjualan senjata yang "relevan".

Namun dia menekankan AS akan terus membantu Arab Saudi mempertahankan diri dari serangan luar.

Houthi menguasai ibu kota Yaman dan sebagian besar wilayah utara negara itu pada 2014. Akibatnya pemerintah negara itu terpaksa terdorong ke pengasingan selama berbulan-bulan kemudian.

Arab Saudi dan sekutunya memilih campur tangan atas aksi tersebut. Tetapi pengeboman selama bertahun-tahun telah gagal menggoyahkan cengkeraman pemberontak di ibu kota Sanaa. Houthi bahkan terus memperluas jangkauan mereka di utara negara itu.

Houthi sekarang terus maju dengan serangan mematikan untuk merebut wilayah kubu pemerintah Yaman di Marib, tempat beberapa ladang minyak terkaya di negara itu ditemukan.

Konflik Yaman telah merenggut puluhan ribu nyawa dan jutaan orang mengungsi, menurut organisasi internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut perang itu sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

https://www.kompas.com/global/read/2021/02/28/161438470/rudal-balistik-meledak-di-langit-ibu-kota-arab-saudi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke