Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintah Yaman Tuduh Houthi Gunakan Warga Sipil sebagai "Perisai Manusia"

Awal bulan ini, pemberontak yang didukung Iran itu melanjutkan upaya untuk merebut kota Marib, 120 kilometer (75 mil) timur ibu kota yang dikuasai pemberontak Sanaa.

Kota itu terletak dekat dengan beberapa ladang minyak terkaya Yaman. Penguasaan wilayah itu akan menjadi hadiah utama bagi para pemberontak.

Namun pertempuran tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi ratusan ribu warga sipil. Penduduk yang telantar berlindung di kamp-kamp di gurun sekitar yang luasnya hingga ke perbatasan Arab Saudi.

Kepada AFP, pejabat militer yang loyal mengatakan pemberontak telah menggunakan penduduk kamp Al-Zor di distrik Sirwah provinsi itu sebagai "perisai manusia," sejak mereka merebut daerah itu pekan lalu.

Para pejabat mengatakan pertempuran itu tidak berhenti. Selama 24 jam terakhir, setidaknya 12 loyalis dan 20 pejuang pemberontak tewas dalam bentrokan di utara dan barat Marib.

Tidak ada cara untuk secara independen memverifikasi jumlah korban tewas. Tetapi jelas kedua belah pihak telah menderita banyak korban dalam pertempuran baru untuk kota itu.

Hingga awal tahun lalu, Marib terhindar dari perang saudara terburuk yang meletus pada 2014.

Pada Sabtu (20/2/2021) kepala pemerintah tidak resmi pemberontak, Abdulaziz bin Habtoor, mendesak rakyat Yaman mendukung upaya Houthi merebut Marib.

"Mereka yang memerangi kami di Marib hanyalah agen yang dikelompokkan bersama dan dikirim ke sana di bawah naungan koalisi penyerang," katanya, menurut saluran pemberontak Al-Masirah.

"Kita semua harus mendukung pasukan (Houthi) dalam pertempuran Marib yang menentukan ini."

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan pihaknya "sangat prihatin" dengan pertempuran baru-baru ini.

"ICRC mendesak semua pihak yang berkonflik untuk mengambil segala tindakan yang mungkin dilakukan untuk melindungi warga sipil, properti mereka, dan semua infrastruktur penting sipil," katanya di Twitter.

PBB telah memperingatkan potensi bencana kemanusiaan di wilayah tersebut.

"Konflik ini menempatkan jutaan warga sipil dalam risiko, terutama dengan pertempuran mencapai kamp-kamp pengungsi internal," kata utusan Martin Griffiths kepada Dewan Keamanan PBB.

Serangan Houthi terjadi ketika pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) menghapus pemberontak itu dari daftar hitam organisasi teroris Washington. Upaya itu dilakukan untuk memfasilitasi pengiriman bantuan ke daerah-daerah yang dikuasai pemberontak dan membuka jalan bagi pembaruan perundingan perdamaian.

Presiden AS Joe Biden juga telah mengumumkan diakhirinya dukungan AS untuk operasi ofensif Arab Saudi di Yaman. Menurutnya hal itu justru telah menciptakan "bencana kemanusiaan dan strategis".

Para pengamat mengatakan Houthi ingin menguasai Marib untuk memperkuat kekuasaan mereka dalam usaha akhir negosiasi perdamaian.

https://www.kompas.com/global/read/2021/02/21/223007970/pemerintah-yaman-tuduh-houthi-gunakan-warga-sipil-sebagai-perisai-manusia

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke