Penyakit yang tak diketahui ini melanda kawasan Mbeya di selatan, yang menewaskan 15 orang dan membuat 50 lainnya dirawat di rumah sakit.
Menurut pejabat kesehatan setempat, kondisi yang menyebabkan mual itu tidak akan meluas menjadi wabah, dengan pria adalah pasien yang paling terdampak.
Otoritas kesehatan Tanzania dilaporkan juga mengambil sampel air, untuk mencari tahu apakah ada kandungan merkuri di dalamnya.
Felista Kisandu, Ketua Tim Medis Distrik Chunya di Mbeya mengatakan, tim spesialis sudah bergerak ke area dan menangani pasien.
"(Penyakit misterius) ini belum menyebar secara luas," kata Kisandu Sabtu (6/2/2021). Dia menuturkan kasusnya baru terdeteksi di Ifumbo.
Menurut Kisandu, pasien yang muntah darah hingga mati dalam hitungan jam terjadi karena mereka terlambat dibawa ke rumah sakit.
Dia menyatakan, pihaknya masih belum menentukan penyebab sebenarnya. Namun, dia menekankan penyakit itu takkan menjadi pandemi.
Kisandu melanjutkan berdasarkan pemeriksaan awal, pasien, kebanyakan pria, mengalami sakit maag dan masalah di liver.
Dia mengaku sudah meminta pasien untuk berhenti mengonsumsi minuman keras ilegal, mengisap rokok, dan minuman yang dianggap berbahaya lainnya.
Namun begitu Dr Kisandu berkomentar, dia disebut langsung dihukum karena sudah "membuat kepanikan tak perlu".
Dilansir Daily Mirror Senin (8/2/2021), Menteri Kesehatan Tanzania Dorothy Gwajika menyatakan dia sendiri yang memerintahkan hukuman itu.
"Saya meminta atasannya menangguhkan dia sembari penyelidikan digelar dewan medis, dengan laporannya saya terima 10 hari kemudian," tegas Gwajika.
Kementerian kesehatan kemudian meminta publik untuk tidak panik, dan menerangkan perkembangan informasi akan segera mereka sampaikan.
Pada 2018, gejala serupa pernah terjadi Mbeya, di mana pasien mengalami demam tinggi, mual, hingga muntah darah.
https://www.kompas.com/global/read/2021/02/09/115321770/tanzania-dilanda-penyakit-misterius-pasien-muntah-darah-dan-mati-dalam