Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Misteri: Menelusuri Sejarah Zombie di Haiti

KOMPAS.com - Dari serial televisi Amerika The Walking Dead dan film World War Z, makhluk supranatural bernama "zombie" kerap ditangkap dalam potret budaya pop Amerika bahkan sampai saat ini.

Istilah zombie bisa dilekatkan pada apa saja, manusia yang sudah mati kemudian bangkit menjadi makhluk menyeramkan yang tak punya 'jiwa' dan memangsa manusia yang masih hidup.

Penamaan itu berkembang luas, tak hanya berfokus pada manusia. Belakangan ini, cerpelai-cerpelai di Denmark yang mayatnya 'menyembul' keluar bahkan disebut 'Zombie Cerpelai'.

Mayat-mayat cerpelai yang dibantai karena mengandung mutasi Covid-19 yang berbahaya membusuk lalu membentuk gas sehingga mendorong mereka keluar dari tanah dan menyembul seakan-akan 'hidup kembali'.

Dengan sejarah panjang dan ketertarikan budaya pop Amerika terhadap 'mayat hidup' dalam literatur dan bioskop-bioskop mereka rupanya zombie bukanlah produk imajinasi Amerika.

Para zombie memiliki penelusuran sejarah sampai haiti yang berakar pada kebiasaan beragam di Afrika.

Menurut cerita rakyat Haiti, seperti dikutip dari buku Race, Oppression and the Zombie, zombie adalah produk dari mantra penyihir Voodoo yang disebut Bokor.

'Bokor' diyakini berasal dari Afrika Barat, dan dibawa ke Haiti oleh budak dari wilayah itu. Adapun konsep zombie sendiri berkembang lebih jauh dengan agama Voodoo.

Zombie, dilansir dari the Atlantic, menjadi bagian dari folklor masyarakat Haiti setelah Revolusi Haiti tahun 1804 yang mengakhiri era kolonial Perancis.

Mitos yang termasuk dalam folklor itu berkembang dalam agama Voodoo dengan Haiti percaya bahwa zombie adalah mayat yang dihidupkan kembali oleh para dukun dan pendeta Voodoo.

Penyihir Bokor menyihir mayat-mayat itu dan digunakan sebagai tenaga kerja gratis atau diperintah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan keji.

Representasi dari para budak yang diperlakukan kejam

Meski begitu, sebuah pendapat mengatakan bahwa zombie yang lahir dari agama Voodoo Haiti adalah representasi rapuh dari kecemasan masyarakat atas perbudakan, bercampur dengan okultisme dari para penyihir dan ahli nujum.

Menurut Profesor Amy Wilentz dari University of California, zombie adalah "keturunan yang sangat logis dari perbudakan Dunia Baru". 

Menurut Wilentz, karena perbudakan di Haiti kolonial sangat kejam, kematian merupakan satu-satunya jalan keluar.

Meski begitu, mitos zombie menjadi momok dan banyak yang enggan melakukan bunuh diri meski hidup mereka sangat pahit.

Di dalam tulisan esainya yang diterbitkan The New York Times, Wilentz menulis, "bunuh diri adalah satu-satunya cara bagi perbudakan untuk mengambil alih tubuhnya sendiri, namun kekhawatiran menjadi zombie mungkin menjadi alasan mereka mengurungkan niat bunuh diri... Menjadi zombie adalah mimpi buruk tiap budak."

Selama bertahun-tahun, para peneliti dan antropolog terkadang mencoba meneliti kepercayaan voodoo Haiti soal zombie.

Pada 1937, penulis Zora Neale Hurston pergi ke Haiti untuk meneliti bea cukai negara itu untuk bukunya, Tell My Horse. Pada 1943 dia diwawancarai untuk menjelaskan apa definisi zombie.

Hurston menjawab, "Zombie seharusnya adalah orang mati yang hidup; orang mati yang dibangkitkan tetapi tanpa jiwa mereka. Mereka dapat menerima perintah dan mereka seharusnya tidak pernah lelah sehingga mampu melaukan apa yang diperintah tuannya."

Salah satu studi paling terkenal tentang zombie Haiti adalah buku dari seorang etno-botanis Wade Davis pada tahun 1985; The Serpent and the Rainbow: A Harvard Scientist's Astonishing Journey into the Secret Societies of Haitian Voodoo, Zombies and Magic.

Buku itu kontroversial, berisi tentang upaya mencari tahu asal-usul zombie. Wade mempelajari kasus Clairvius Narcisse, seorang pria yang diyakini telah berubah menjadi zombie padahal dia sebenarnya diracun ikan buntal dan kodok dan diberi obat halusinogen tetrodotoksin yang membuatnya terjaga, seakan-akan seperti zombie.

Publikasi penelitian sang etno-botanis membuat kehebohan dengan peneliti lain mengeklaim metodologi Wade Davis tidaklah ilmiah.

Bagaimana zombie bisa tercipta mungkin akan selalu menjadi misteri, namun mengapa folklor itu mengakar di Haiti bisa menjadi suatu kejelasan bahwa terminologi zombie mungkin benar sebagai representasi dari kekejaman kolonial terhadap budak-budak mereka di Afrika.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/24/214547570/kisah-misteri-menelusuri-sejarah-zombie-di-haiti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke