Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

2020 Jadi Tahun Paling Mematikan dalam Sejarah AS, Ini Penyebabnya

Melansir AP pada Selasa (22/12/2020), jumlah kematian sampai akhir 2020 diperkirakan melampaui 3 juta jiwa untuk pertama kalinya, sebagian besar disebabkan karena pandemi virus corona.

Data kematian akhir untuk tahun ini tidak akan tersedia selama beberapa bulan kedepan. Tetapi angka awal menunjukkan bahwa AS mengarah ke lebih dari 3,2 juta kematian tahun ini. Jumlah itu lebih banyak 400.000 jiwa daripada 2019.

Kematian di AS meningkat hampir setiap tahun, sehingga diperkirakan terjadi peningkatan kematian tahunan. Tetapi angka tahun 2020 melonjak sekitar 15 persen, dan diperkirakan bisa lebih tinggi, setelah semua kematian dari bulan ini dihitung.

Angka tersebut merupakan lonjakan tahunan terbesar sejak 1918, ketika puluhan ribu tentara AS tewas dalam Perang Dunia I, dan ratusan ribu orang Amerika tewas dalam pandemi flu. Kematian naik hingga 46 persen tahun itu, dibandingkan dengan 1917.

Covid-19 telah menewaskan lebih dari 318.000 orang Amerika dan terus bertambah. Sebelum pandemi muncul, ada harapan tentang perbaikan tren kematian AS.

Tingkat kematian keseluruhan "Negeri Uncle Sam" turun sedikit pada 2019. Terjadi karena adanya penurunan kematian akibat penyakit jantung dan kanker.

Harapan hidup juga naik tipis, beberapa minggu, dalam dua tahun berturut-turut, menurut data sertifikat kematian yang dirilis Selasa (22/12/2020) oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Tetapi harapan hidup untuk tahun 2020 bisa turun sebanyak tiga tahun penuh, kata Robert Anderson dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

CDC menghitung 2.854.838 kematian di AS tahun lalu, atau hampir 16.000 lebih banyak dari 2018.

Kabar itu terbilang "cukup baik". Pasalnya, kematian di AS biasanya meningkat sekitar 20.000 hingga 50.000 setiap tahun. Terutama karena populasi negara yang menua dan terus bertambah.

CDC melaporkan tingkat kematian rata-rata turun sekitar 1 persen pada 2019, dan harapan hidup naik sekitar enam minggu menjadi 78,8 tahun.

“Sebenarnya capaian tahun lalu cukup bagus melihat tingkat kematian, seiring berjalannya waktu,” kata Anderson, yang mengawasi statistik kematian CDC.

Epidemi virus corona AS telah menjadi pendorong utama kematian tahun ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Virus ini pertama kali diidentifikasi di China tahun lalu. Kasus AS pertama dilaporkan tahun ini. Tapi itu telah menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak di AS, sebelum penyakit jantung dan kanker. Untuk periode tertentu tahun ini, Covid-19 adalah pembunuh nomor 1.

Tetapi beberapa jenis kematian lainnya juga mengalami peningkatan.

“Lonjakan kasus pneumonia awal tahun ini, mungkin merupakan kematian Covid-19 yang tidak dikenali di awal epidemi. Tapi ada juga jumlah kematian yang tak terduga, dari beberapa jenis penyakit jantung dan peredaran darah, diabetes dan demensia,” kata Anderson.

“Banyak dari mereka juga mungkin terkait dengan Covid-19. Virus itu bisa saja melemahkan pasien yang sudah berjuang dengan kondisi itu, atau bisa saja mengurangi perawatan yang mereka dapatkan,” katanya.

Pada awal epidemi, beberapa orang optimis bahwa kematian akibat kecelakaan mobil akan menurun. Sebab orang berhenti bepergian atau mengemudi ke acara sosial.

Data tentang itu belum masuk, tetapi laporan anekdot menunjukkan bahwa tidak ada penurunan seperti itu.

Kematian akibat bunuh diri turun pada 2019 dibandingkan dengan 2018. Tetapi informasi awal menunjukkan angka itu tidak terus menurun tahun ini menurut catatan CDC.

Kematian akibat overdosis obat, sementara itu, menjadi jauh lebih buruk.

Bahkan sebelum virus korona tiba, AS berada di tengah-tengah epidemi overdosis obat paling mematikan dalam sejarahnya.

Data untuk tahun 2020 belum tersedia. Tetapi minggu lalu, CDC melaporkan lebih dari 81.000 kematian akibat overdosis obat dalam 12 bulan yang berakhir pada Mei. Jumlah tertinggi yang pernah tercatat dalam periode satu tahun.

Para ahli berpendapat gangguan pandemi pada perawatan langsung dan layanan pemulihan mungkin menjadi faktornya.

Publik cenderung menggunakan obat-obatan sendirian selama pandemi. Tidak ada bantuan teman atau anggota keluarga yang dapat menghubungi 911 atau memberikan obat penolong saat overdosis terjadi.

Menurut ahli, mungkin faktor yang lebih besar adalah “obat-obatan” itu sendiri. Covid-19 menyebabkan masalah pasokan bagi para pengedar, sehingga mereka banyak mencampurkan fentanil yang murah dan mematikan ke dalam heroin, kokain dan metamfetamin.

“Saya tidak menduga ada sekelompok orang baru yang tiba-tiba mulai menggunakan narkoba karena Covid-19. Jika ada, saya pikir orang yang sudah menggunakan narkoba akan lebih terkontaminasi, ”kata Shannon Monnat, seorang peneliti Syracuse University yang mempelajari tren overdosis obat.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/23/115355870/2020-jadi-tahun-paling-mematikan-dalam-sejarah-as-ini-penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke