Dilansir dari Daily Mail pada Selasa (7/7/2020), ibunda bocah tersebut melakukannya karena kesal dengan sikap anaknya.
Polisi di Brasil kemudian mengungkap identitas pelaku dan korban. Sang ibu bernama Alexandra Dougokenski (33), sedangkan putranya bernama Rafael.
Insiden pembunuhan diketahui terjadi pada Kamis (2/7/2020), setelah Alexandra mengakui perbuatannya.
Ironisnya, nyawa Rafael melayang hanya beberapa minggu usai membuat puisi yang berisi betapa dia sangat mencintai ibunya.
Dalam puisi itu, Rafael menuliskan terima kasih kepada ibunya karena telah merawat dirinya dan saudara lelakinya.
Ia juga menulis, senyum sang ibu berarti "segalanya" bagi dia.
Alexandra yang merupakan ibu 2 anak dan sudah bercerai, awalnya tidak langsung mengakui perbuatannya.
Ia menyebut anaknya kabur dari rumah akibat bertengkar dengannya.
Para penyelidik lalu melakukan pencarian besar-besaran, dengan bantuan anjing pelacak, kerabat keluarga, serta teman-temannya yang ikut cemas.
Pencarian dilakukan di hutan dekat rumah keluarga di Planato, Negara Bagian Rio Grande do Sul, Brasil.
Ketika tim pencari gagal menemukan bocah lelaki itu, Alexandra tiba-tiba mengakui dia telah mencekik putranya dengan tali jemuran dan diliputi kemarahan mendalam.
Tersangka mengklaim, dia "tidak bisa hidup dengan kebohongan lagi" dan perlu melepaskan "beban" pada hati nuraninya.
Usai 10 hari Rafael menghilang, Alexandra menunjukkan di mana jasad anak sekolah itu disembunyikan.
Jasadnya ditemukan pada 25 Mei di sebuah kotak kardus besar di garasi rumah tetangga, hanya 6 meter dari rumah keluarga.
Mayat yang terbungkus lembaran kain itu ditemukan sudah membusuk.
https://www.kompas.com/global/read/2020/07/13/182927470/main-ponsel-sampai-tengah-malam-bocah-11-tahun-tewas-dicekik-ibunya