Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Buntut Konflik Perbatasan, Hotel-hotel New Delhi Tolak Tamu dari China

Pernyataan itu disampaikan pada Kamis (25/6/2020), seiring meningkatnya seruan untuk memboikot barang-barang China.

Seruan-seruan ini muncul usai terjadi konflik perbatasan di Lembah Galwan, yang menewaskan 20 tentara India.

Baku hantam pada 15 Juni itu adalah yang pertama kalinya menimbulkan korban tewas di perbatasan itu dalam 45 tahun terakhir.

Sandeep Khandelwal pimpinan Delhi Hotel and Restaurant Owners Association mengatakan, keputusan yang mencakup 75.000 kamar hotel di India itu adalah untuk "mendukung penerintah kita dalam situasi seperti perang dengan China."

Asosiasi itu yang sebagian besar anggotanya adalah hotel bintang 3 dan 4, juga akan mendesak para anggotanya untuk berhenti memakai produk-produk China.

Meski hampir 300.000 orang China berkunjung ke India pada 2018, boikot besar-besaran ini dianggap seperti pembatasan perjalanan di pandemi virus corona, yang membuat jumlah wisatawan asing turun drastis.

Beberapa hotel juga masih tutup, meski lockdown sudah dilonggarkan perlahan.

Sementara itu di media sosial, seruan untuk memboikot produk-produk China berembus kencang.

AFP pada Jumat (26/6/2020) melaporkan, ada juga demonstrasi kecil yang membakar bendera China.

Kemudian media setempat mengabarkan, raksasa-raksasa e-commerce seperti Amazon dari Amerika Serikat (AS) yang menjual banyak barang elektronik buatan China, kini menampilkan negara asal produk saat ditampilkan di platform mereka.

Awal pekan ini kabinet Perdana Menteri India Narendra Modi memerintahkan hal yang sama juga dilakukan di portal GeM.

Ponsel Xiaomi buatan China menutup logonya di depan toko-toko kota besar India, dengan spanduk bertuliskan "Made in India".

Padahal, Xiaomi adalah merek ponsel terkemuka di Negeri "Bollywood" bahkan ada pabriknya sendiri di sana.

"Manajemen perusahaan mengatakan kepada kami untuk melakukan ini guna melindungi kami dari pengunjuk rasa atau politisi yang dapat merusak properti, karena sentimen anti-China sedang meningkat," terang Jignesh pemilik sebuah toko Xiaomi di Mumbai.

"Namun permintaan untuk smartphone ini belum turun sama sekali dan orang-orang masih membeli gawai ini," lanjutnya dikutip dari AFP Jumat (26/6/2020).

Barang-barang buatan China termasuk beberapa bahan baku bagi perusahaan farmasi India, juga mulai menumpuk di pelabuhan dan bandara India, karena pemeriksaan bea dan cukai yang lebih ketat.

Terlepas dari hubungan yang sedang memanas, India dan China telah membangun ikatan ekonomi yang kuat dalam beberapa tahun terakhir.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/27/080000370/buntut-konflik-perbatasan-hotel-hotel-new-delhi-tolak-tamu-dari-china

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke