Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Korea Utara Bakal Kirim Militer ke Perbatasan dengan Korea Selatan

Pengumuman itu adalah babak terbaru ketegangan dua negara, sehari setelah Pyongyang meledakkan kantor perwakilan di Kaesong.

Meski aksi terbaru Korea Utara belum mengarah ke pertumpahan darah, ketegangan tetap terasa di semenanjung, sejak Pyongyang mulai membuka pintu perundingan di 2018.

Kantor Staf Jenderal Korut menyatakan, militer akan mereka tempatkan di resor Gunung Kumgang, dan kawasan industri Kaesong.

Dua situs itu, yang dibangun dari dana Korea Selatan, sudah ditutup selama bertahun-tahun karena pertikaian dua Korea sanksi AS.

Tidak hanya menggelar latihan perang, Pyongyang menyatakan mereka akan mendirikan lagi pos penjagaan dan meningkatkan kesiapan pasukan di perbatasan.

Dilansir The Washington Post Rabu (17/6/2020), mereka juga akan membuka perbatasan agar balon berisi propaganda mereka terbang ke Korsel.

Langkah tersebut merupakan kemunduran setelah pada September 2018, dua Korea sepakat untuk menurunkan tensi militer di perbatasan.

Dari Seoul, mereka menyesalkan langkah yang diambil "saudaranya" itu, seraya mengancam Korut bakal menghadapi konsekuensi serius jika melanggar kesepakatan 2018.

Mayor Jenderal Jeon Dong-jin dari Kepala Staf Gabungan kepada awak media menegaskan, angkatan bersenjata tetap siaga menghadapi Pyongyang.

Meski begitu, Jenderal Jeon berusaha mencegah meningkatnya ketegangan. Adapun Wakil Menteri Unifikasi, Suh Ho, memperingatkan Korut agar tak menghancurkan aset lainnya.

Berdasarkan kesepakatan 2018, dua Korea tidak akan melakukan latihan menembak, membersihkan ladang ranjau, dan menyingkirkan pos penjagaan.

Beberapa pakar menganalisa, langkah tersebut merendahkan keamanan Negeri "Ginseng". Sebabnya, senjata nuklir Korut masih aktif.

Cheong Seong-chang, analis di Sejong Institute mengatakan, ada kemungkinan Korut akan menghancurkan bangunan lain yang dibangun Korsel.

Pakar dari lembaga think tank Korsel itu berujar, menurunnya relasi dua Korea adalah momen yang "tidak dapat dihindari".

Cheong meyakini, Seoul akan merespons dengan melanjutkan penyiaran propaganda dengan pelantang, dan bergabung bersama AS dan menggelar latihan perang.

Sejumlah pakar menerangkan, provokasi ini merupakan upaya Pyongyang untuk mendapat konsesi dari AS dan Korsel terkait sanksi ekonomi.

Ahli menduga, Korut furstrasi karena Seoul terkendala sanksi dari Washington, sehingga mereka tak bisa bergabung dalam proyek ekonomi.

Sementara kantor berita KCNA melaporkan, provokasi itu merupakan balasan karena Korea Selatan gagal mencegah pembangkang melancarkan propaganda.

"Penghancuran itu adalah refleksi sekaligus hukuman dari warga kami yang marah atas manusia sampah yang menantang martabat mulia negara ini," ulas KCNA.

Media resmi negara komunis itu mengulas, Pyongyang akan mengatur intensitas dan langkah tambahan sembari memantau pergerakan tetangga.

Adapun televisi lokal Korut menayangkan momen ketika kantor perwakilan di Kaesong dihancurkan pada Selasa sore waktu setempat (16/6/2020).

Penghancuran tersebut sesuai dengan ancaman Kim Yo Jong, adik sekaligus penasihat Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada akhir pekan.

"Tidak lama lagi, adegan tragis di mana kantor penghubung antara Utara dan Selatan yang tak berguna akan terjadi," ancam Kim Yo Jong.

Kim adik mengungkapkan, pemerintahan mereka baru-baru ini menolak tawaran Presiden Korsel Moon Jae-in untuk mengirim utusan guna mendinginkan situasi.

Perempuan yang kini menjadi ujung tombak kebijakan Korut menyebut tawaran tersebut "menyedihkan" dan"trik" untuk menghindari krisis.

Dia juga mengecam pernyataan Moon yang lain, di mana dia menyerukan agar kedua pihak mendinginkan tensi dan melakukan terobosan.

Sebagai tanggapan, penasihat senior Moon, Yoon Do-han, menyebut pernyataan Kim adik "kasar", "tak rasional", dan "tak punya hati nurani".

Yoon memperingatkan mereka tidak akan lagi memerhatikan provokasi Utara, seraya menyesalkan mengapa Kim adik menyebut penolakan tawaran Moon.

Imbas dari ketegangan ini, Menteri Unifikasi Kim Yeon-chul dilaporkan mengundurkan diri. Tidak diketahui apakah Moon akan menerimanya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/17/171109470/korea-utara-bakal-kirim-militer-ke-perbatasan-dengan-korea-selatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke