Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sebelum Maria Ressa, Ini Riwayat Cekcok Presiden Filipina Rodrigo Duterte dengan Media

Sebelumnya, presiden berusia 75 tahun ini juga sempat terlibat perselisihan sengit dengan sejumlah media-media ternama lainnya.

Berikut adalah empat kasus di antaranya, yang dilansir dari pemberitaan AFP Senin (15/6/2020).

1. Sebut awak media Inquirer anak-anak jurnalis pelacur

The Philippine Daily Inquirer adalah salah satu media ternama di Filipina. Mereka mengklaim sebagai media yang menyajikan "berita berimbang, dengan pandangan berani."

Ketika Duterte menghukum mati pengedar narkoba pada 2016, media itu meliputnya secara mendalam dan menerbitkan editorial yang sangat kritis.

Duterte sudah berulang kali mengkritisi balik media itu dalam pidatonya. Salah satunya adalah menyebut Inquirer dan media nasional ABS-CBN sebagai "tidak tahu malu... mereka anak-anak jurnalis pelacur."

Beberapa bulan kemudian, pemilik media itu hendak menjual perusahaannya ke pendukung Duterte tapi tidak tercapai kesepakatan.

2. Hentikan siaran ABS-CBN

Televisi nasional Filipina ABS-CBN terpaksa berhenti siaran pada Mei, setelah bertahun-tahun diancam Duterte jaringannya akan dimatikan.

Di awal masa jabatannya, Duterte menuding tv itu tidak menyiarkan iklan kampanye 2016-nya sesuai yang diminta, dan tidak mengembalikan uang pembayaran.

"Maaf. Anda keluar. Saya akan pastikan bahwa Anda keluar," kata Duterte pada Desember.

Juru bicara presiden mengatakan, Duterte mempersilakan badan-badan legislatif yang ingin memberikan lisensi baru untuk jaringan tersebut.

3. Dukung pembunuhan jurnalis korup

Pernyataan Duterte memicu kecaman publik, saat mendukung pembunuhan jurnalis korup pada 2016 saat ia baru diangkat jadi presiden pada 2016.

Saat itu Duterte berkata, "Anda tidak dibebaskan dari pembunuhan."

Persatuan Wartawan Nasional Filipina menyebut komentar itu mengerikan, di salah satu negara yang paling berbahaya bagi wartawan.

Salah satu tragedi paling suram di kalangan jurnalis terjadi di Filipina pada 2009. Kala itu 32 jurnalis berada di antara 58 orang yang tewas saat Duterte menghentikan pemilihan presiden saingan.

4. Bersiul ke jurnalis wanita

Saat masih menjadi capres, Duterte bersiul ke seorang jurnalis wanita di konferensi pers yang disiarkan ke seluruh negeri. Aksi ini memicu protes dari kelompok-kelompok hak asasi dan pers.

Duterte waktu itu menyela pertanyaan dari reporter Mariz Umali dengan bersiul.

Umali dikabarkan tidak ambil pusing atas perlakuan itu, tetapi suaminya yang juga seorang jurnalis, tidak terima dan angkat suara.

"Menggoda istriku bagaimanapun caranya adalah pelanggaran," tulis Raffy Tima di Facebook.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/15/170725670/sebelum-maria-ressa-ini-riwayat-cekcok-presiden-filipina-rodrigo-duterte

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke