Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

For The Love of Tennis: Sentuhan Berarti Martina Widjaja Pada Tenis

KOMPAS.com - Lapangan tenis indoor di kediaman pribadi sosok olahragawan tenis penting Indonesia, Martina Widjaja hari itu ramai.

Martina terduduk di bangku dengan hiasan penuh nuansa putih dan cokelat, dikelilingi banyak orang yang terus menerus melemparkan senyuman dan ucapan selamat kepadanya.

Hari itu, dia berulang tahun ke-80. Dengan balutan kaos biru dan celana pendek, dia mendapatkan kejutan yang telah disiapkan keluarga pribadinya, perilisan buku tentangnya.

Ketika sebuah buku membahas sesosok penting, seringkali orang berpikiran bahwa ini adalah buku biografi.

Padahal, "For The Love of Tennis" Martina Widjaja: Menebar Cinta, Mengukir Sejarah bukanlah sebuah biografi. Buku ini merupakan kumpulan cerita yang pernah bersentuhan atau berkaitan dengan Martina Widjaja di dunia tenis.

"Buku ini menguji sedalam mana cinta Bu Martina terhadap tenis, terhadap olahraga itu sendiri, terhadap insan-insan pelaku tenis itu sendiri," ungkap Ari, salah satu penulis buku ketika diwawancarai di kediaman pribadi Martina pada Jumat (26/08/22).

Cinta Martina bagi tenis yang dirasakan orang di sekitarnya

Ternyata, cinta itu tidak membeku pada kata-kata tanpa bukti.

Ari merasakan dan melihat sendiri dari penuturan yang didapatkan ketika menyusun buku ini, bagaimana dalamnya cinta Martina terhadap tenis. Juga, terhadap seluruh insan yang berkelindan dengannya selama ini.

Martina dulunya adalah seorang pemain. Tidak berhenti sampai di situ, dia juga merupakan pengurus organisasi Pengurus Besar Tenis Indonesia (PELTI) selama dua periode (2002-2007 dan 2007-2012).

Semasa aktif, Martina bahkan menyediakan rumahnya untuk menjadi tempat latihan dan menginap bagi para atlet tenis Indonesia.

Martina tidak hanya memerhatikan sebatas pada olahraga tenis itu sendiri, tetapi sampai hal-hal detail seperti penampilan hingga pendidikan para atlet.

Bahkan hal-hal tak terduga seperti tentang pemain itu bisa dansa dan lain sebagainya.

Hadiah dan kejutan untuk merayakan 80 tahun Martina

Buku ini merupakan sebuah hadiah dari keluarga untuk ulang tahun Martina ke-80 tahun. Menariknya, Martina sama sekali tidak tahu tentang hadiah ini.

Dia baru mengetahui buku ini tepat pada pagi hari ketika keluarganya mengadakan acara ulang tahun dan perilisan buku di kediamannya.

Pada awalnya, penulis menggarap dan menggali tema "For The Love of Tennis" sesuai apa yang diberikan anak-anak dan cucu Martina.

Penggarapan buku ini sendiri dilakukan penuh rahasia selama 5 bulan terhitung sejak Maret 2022.

Wawancara dilakukan secara apa adanya, tanpa ada keinginan untuk menuntut pujian dan kata-kata indah tentang Martina.

"Kita wawancara apa adanya, silakan. Mau kritik, mau apa karena memang kita mau gali itu. Kita nggak ingin nutupin. Oh, ini harus bagus, harus ini, muji-muji," jelas Ari.

Ari menambahkan, kesulitan terbesar ialah banyak pihak yang merasa disentuh oleh Martina. Sulit untuk mengerucutkan atau memilih siapa saja yang bisa diwawancarai untuk berbagi cerita karena akses yang tidak mudah.

Sampai pada akhirnya, mereka memilih 80 narasumber, sesuai dengan umur Martina yang tepat berulang tahun ke-80.

Ikatan batin yang terjadi

Ari menjelaskan betapa proses sebelum penulisan, wawancara, hingga akhirnya dirillis ini semua dilihat seperti sudah ada ikatan batin.

Keempat penulis buku dulunya merupakan reporter-reporter olahraga tenis beberapa media di Indonesia.

Mereka, seperti Ari, telah mengikuti seluruh perjalanan Martina sejak tahun 1987 hingga 2010.

Keempat penulis sudah lama tidak berhubungan dengan Martina, sampai akhirnya Paquita Widjaja (anak kedua Martina) menghubungi mereka.

"Saya melihat ini sudah ada ikatan batin," Ari menekankan penuh dengan semangat dan keyakinan.

Visi dan tindakan Martina yang menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya

Dua periode Martina mencetak sejarah sebagai wanita pertama yang menjabat sebagai Ketua Umum PELTI.

Bahkan, ketika dia sudah berakhir tetap ada yang meminta Martina melanjutkan, meski akhirnya dia menolak.

Martina tidak melihat gemerlapnya kekuasaan yang ada, tetapi kedekatan personal dengan seluruh instrumen organisasi tenis Indonesia.

"Kita memang membutuhkan sosok seperti Bu Martina di cabang-cabang yang lain. Ia tidak hanya mencintai, tapi menggeluti sehingga tahu problem daripada cabang olahraga yang dipimpin itu," pesan Ari.

Ketika diwawancarai usai acara ulang tahun dan perilisan bukunya pun, Martina mengungkapkan betapa terharunya ia karena banyak orang telah menyediakan waktu.

Baik itu penulis, hingga para atlet dan anggota keluarga yang datang untuk merayakan ulang tahun sekaligus peluncuran buku tersebut.

Martina menganggap, waktu itu begitu berharga bagi semua orang. Termasuk pula berharganya waktu dan harapan bagi olahraga tenis Indonesia.

"Saya mengharapkan sih maju terus, no return ya. Ambisi untuk menang tentu untuk Indonesia. Kan bendera merah-putih itu berkibar kalau di olahraga lebih sering," ujar Martina ketika ditanya harapannya terkait dunia tenis Indonesia.

Martina menginginkan semua anak-anak yang berkecimpung dalam dunia tenis di sekelilingnya bisa berhasil.

Martina begitu memandang penting kedekatan personal dengan orang-orang di sekitarnya, terutama bagi para atlet.

Semua bisa menggapai apa yang diingkan dan berhasil tidak hanya sebagai seorang atlet, tetapi yang terutama sebagai manusia.

“Pokoknya tugas kita kalau dikasih tugas kan supaya siapa yang dikeliling kita itu berhasil,” ucap Martina.

Dia juga menambahkan bahwa manusia itu gampang melupakan sesuatu.

Dengan demikian, dia berharap orang-orang di balik buku dan yang membaca buku ini tidak kecewa usai membaca kumpulan cerita tentangnya ini.

"Jangan pernah putus semangat itu. Indonesia perlu," pesan Martina, menutup percakapan siang itu.

Buku setebal 262 halaman ini bekerja sama dengan Penerbit Buku Kompas (PBK) dan dapat dibeli di seluruh gerai toko buku Gramedia.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/09/01/123836671/for-the-love-of-tennis-sentuhan-berarti-martina-widjaja-pada-tenis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke