Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Dua Situs yang Jadi Rujukan dalam Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel...

Kompas.com - 30/03/2024, 15:15 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Aksi militer yang dilakukan Israel terhadap Gaza, Palestina masih terus berlangsung meskipun menuai kecaman dunia.

Dilansir dari Anadolu Agency, serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 sudah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina. Sebagian besar warga Palestina yang tewas merupakan anak-anak dan perempuan.

Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa juga telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata atas pertempuran di Gaza. Namun, Israel terus melancarkan serangan yang menewaskan warga sipil.

Banyak yang menilai aksi yang dilakukan Israel sejak 7 Oktober 2023 merupakan genosida yang menyasar warga Palestina.

Meskipun Israel mengaku beraksi sebagai pembalasan atas aksi Hamas, namun serangan juga dilakukan dengan menyasar rumah sakit dan rumah ibadah.

Sebagai bentuk kecaman terhadap aksi Israel, masyarakat dunia kemudian melakukan boikot terhadap sejumlah produk atau perusahaan yang dituding mendukung negara berbendera Bintang Daud itu.

Di Indonesia, aksi boikot terhadap para pendukung dan afiliator Israel itu juga diserukan Majelis Ulama Indonesia. Menurut MUI, aksi boikot bisa efektif dalam melemahkan perekonomian Israel.

Tidak hanya MUI, seruan boikot juga disampaikan Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI).

Menurut YKMI, boikot merupakan gerakan global yang telah diserukan di berbagai platform media sosial sekaligus wujud empati terhadap warga Palestina.

YKMI kemudian menyatakan bahwa ada dua situs tepercaya sebagai rujukan boikot, yaitu bdnaash.com dan boycott.thewitness.news yang juga memakai URL whattoboycott.org.

Baca: Dukungan untuk Palestina, YKMI: Situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash Bisa Jadi Rujukan Sahih

Lalu apakah dua situs yang dijadikan rujukan itu valid? Salah satu kekhawatiran sebelum mengakses sebuah situs tentunya keamanan, baik itu mencegah adanya malware hingga keamanan data pribadi.

Tim Cek Fakta Kompas.com berupaya melakukan penelusuran dengan cara analisis situs, serta siapa saja yang merekomendasikannya.

Analisis situs

Salah satu hal penting sebelum mengakses sebuah situs adalah memastikan keamanannya. Salah satu tool yang bisa mengecek keamanan sebuah situs adalah SSL Trust.

Berdasarkan pemeriksaan di SSL Trust, maka bdnaash.com dan whattoboycott.org tidak memiliki isu keamanan yang signifikan.

Secara umum, bisa dibilang dua situs itu aman diakses. Cek di tautan ini untuk bdnaash dan ini untuk whattoboycott.

Kemudian, untuk mengetahui siapa yang mengelola atau mendaftarkan suatu situs, setidaknya ada sejumlah tools yang bisa digunakan.

Jika menggunakan who.is untuk menelusuri bdnaash.com dan whattoboycott.org, pihak yang meregistrasi dua situs itu tidak muncul atau disembunyikan dengan alasan privasi.

Jika melihat bahwa dua situs ini digunakan sebagai aksi boikot sebagai bentuk solidaritas, tentunya memang privasi karena faktor keamanan menjadi alasan yang masuk akal.

Akan tetapi, who.is mencatat bahwa hosting untuk bdnaash.com terdaftar di Reykjavik di Islandia. Sedangkan, whattoboycott.org terdaftar di California, Amerika Serikat.

Bdnaash.com diregistrasi pada 17 Oktober 2023, sedangkkan whattoboycott.org terdaftar pada 11 November 20234. Cek di sini dan di tautan ini.

Jika menggunakan tool lain, maka hosting untuk bdnaash.com ada juga yang terdaftar di Amsterdam, Belanda. Cek di sini. 

Selain itu, Kompas.com juga menggunakan Web Paranoid untuk menguji tingkat kepercayaan terhadap dua situs tersebut.

Web Paranoid menilai bahwa situs bdnaash.com memiliki tingkat kepercayaan yang rendah.

Tentunya ada sejumlah alasan yang disebut Web Paranoid, antara lain situs itu terbilang tidak aktif dikunjungi, juga dibuat dalam kurun waktu kurang dari setahun.

Selain itu, ada pola dan atribusi yang selama ini melekat ke situs yang dianggap mencurigakan karena berpotensi menyebarkan scam. Jika kita melihat registrasi hosting yang berbeda, bisa jadi ini menjadi penilaian.

Pendaftaran hosting yang berbeda itu dapat dimaklumi, mengingat banyak pihak yang merasa keberatan dengan keberadaan situs ini. Sehingga, ini menjadi salah satu cara untuk menghindari serangan siber ke situs.

Meski begitu, Web Paranoid tidak menyebutkan bahwa indikasi itu sudah pasti memiliki niat jahat, tetapi pengguna diminta berhati-hati saat berinteraksi di bdnaash.com.

Analisis Web Paranoid juga tidak memperlihatkan adanya kesamaan dengan sejumlah situs scam atau situs populer.

Akan tetapi, adanya tautan ke media sosial di bdnaash.com dinilai menjadi nilai lebih sehingga pengaksesnya bisa mengeksplorasi lebih jauh untuk mengenal situs itu.

Cek analisisnya di tautan ini: https://webparanoid.com/en/check-website/bdnaash.com

Adapun whattoboycott.org dinilai Web Paranoid sebagai situs yang kurang dikenal publik.

Status ini tidak menjadikan situs tersebut memiliki niat jahat, tetapi hanya tidak memiliki reputasi terkenal di jagat maya. Situs dibuat kurang dari setahun, hal ini menjadikan alasan belum dikenal publik.

Kebanyakan situs scam dibuat dalam kurun waktu dari setahun, hal ini menjadikan Web Paranoid mengingatkan netizen mengenai potensi bahaya di situs berusia muda.

Cek di tautan ini: https://webparanoid.com/en/check-website/www.whattoboycott.org#/

Jadi rujukan

Saat terjadi aksi boikot terhadap produk dan perusahaan yang terafiliasi dengan Israel, sejumlah jenama besar seperti Pizza Hut, Pepsi, Starbucks juga McDonald's menjadi sasaran.

Kemudian, Washington Post menulis Bdnaash sebagai platform yang digunakan untuk mencari tahu daftar boikot.

Washington Post juga menulis bahwa Bdnaash yang berarti "kami tidak mau", membantu penggunanya untuk mencari tahu apakah suatu produk memiliki kaitan atau afiliasi pro Israel.

Jika melihat percakapan di media sosial seperti X (Twitter), TikTok, atau Instagram, maka kita akan menemukan bahwa situs itu memang jadi rujukan dalam aksi boikot. Banyak yang menggunakan situs itu untuk mengecek apakah terlibat dukungan terhadap Israel.

Hal yang sama juga terlihat pada situs howtoboycott.org atau boycott.thewitness.news. Perbincangan di media sosial memperlihatkan bahwa situs itu digunakan sebagai rujukan dalam aksi boikot.

Sejumlah lembaga dan kelompok masyarakat sipil juga menjadikan bdnaash dan howtoboycott sebagai rujukan.

Misalnya, lembaga BuildPalestine menjadikan bdnaash sebagai salah satu gerakan sosial yang berperan penting dalam solidaritas terhadap Palestina.

Adapun The Gaza Fund dan Tools For Palestine menjadikan howtoboycott.org sebagai rujukan dalam melakukan aksi boikot terhadap produk dan perusahaan yang terafiliasi dengan Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Data dan Fakta
[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[KLARIFIKASI] Konten AI, Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com