Kata "durbar" berasal dari bahasa Persia yang pertama kali disebutkan saat pertemuan seremonial Ratu Victoria sebagai pemimpin kolonial India pada 1877.
Kendati demikian, penduduk asli berbahasa Hausa menggunakan istilah "hawan sallah" untuk menyebut parade itu. Istilah "hawan" merujuk pada "mount of Eid" atau kegiatan berkuda saat Idul Fitri.
Parade berkuda awalnya menandakan peralihan Perusahaan Kerajaan Nigeria ke Protektorat Kekaisaran, yang meruapkan peristiwa penting yang diadakan pada 1 Januari 1900 untuk menandai awal abad baru.
Kegiatan tersebut kemudian dinaturalisasikan sebagai tontonan publik untuk menghormati emir, gubernur, pejabat distrik, dan bahkan tamu-tamu terhormat seperti Pangeran Wales yang berkunjung pada 1925 dan Ratu Elizabeth II yang berkunjung pada 1956.
Di Kota Kano, Festival Durbar diperkenalkan pada zaman Raja Muhammad Rumfa pada akhir abad ke-14, sebagai cara untuk menunjukkan kekuatan dan keterampilan militer sebelum berperang.
Pada zaman yang lebih modern, kekuatan dan keterampilan berkuda masyarakat Nigeria tetap dipertahankan. Bukan dalam bentuk peperangan, melainkan festival.
Kini, Festival Durbar di Nigeria bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Dikutip dari situs Pemerintah Nigeria, Festival Durbar sedang diupayakan agar tercatat sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.
Divisi Orientasi Kebudayaan Nigeria (NICO) dan divisi informasi dan kebudayaan federal UNESCO mulai melakukan penelitian lapangan terkait durbar mulai Oktober 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.