Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Rilis WHO yang disertakan dalam tangkapan layar membahas soal kasus polio cVDPV2 yang ditemukan pada anak perempuan berusia 4 tahun di Purwakarta, Jawa Barat, 17 Maret 2023.
Anak perempuan tersebut belum pernah menerima dosis vaksin virus polio oral atau oral poliovirus vaccine (OPV) atau vaksin virus polio yang tidak aktif (IPV) sebelumnya.
Dalam rilisnya, WHO sekaligus menjelaskan soal semakin rendah imunitas penduduk, maka semakin lama virus ini bertahan dan semakin banyak pula perubahan genetik yang dialami.
Ada kasus yang sangat jarang terjadi ketika vaksin secara genetik dapat berubah menjadi bentuk yang dapat menyebabkan kelumpuhan seperti halnya virus polio liar.
Kadang ketika berkembang biak di saluran pencernaan, strain OPV berubah secara genetik dan dapat menyebar di komunitas yang tidak menerima vaksinasi polio sepenuhnya, terutama daerah dengan kebersihan dan sanitasi yang buruk atau padat penduduk.
WHO mengatakan, terdeteksinya cVDPV menjadi tanda pentingnya mempertahankan tingkat cakupan vaksinasi rutin.
Vaksinasi mampu meminimalkan risiko dan konsekuensi dari peredaran virus polio, serta perlunya memastikan pengawasan yang berkualitas untuk deteksi dini virus polio.
Di sisi lain, kasus yang belakangan terjadi ditemukan di Jawa Tengah pada Desember 2023 dan Jawa Timur pada Januari 2024. Kemenkes mencatat, kedua kasus terjadi akibat virus polio tipe 2.
Cakupan imunisasi yang rendah menjadi salah satu penyebab masih adanya penularan polio pada anak di Indonesia.
Virus polio umumnya masuk melalui mulut akibat tertelannya makanan atau air yang terkontaminasi.
Sebagai pencegahan, Pelaksana Harian Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Lily Banonah menyarankan masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih sehat.
Perilaku hidup sehat antara lain, buang air besar di jamban dengan tangki septik, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air.
"Polio merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Virus polio dapat menular melalui air yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung virus polio," kata Lily, pada Jumat (5/1/2024), dilansir Harian Kompas.
Sebagai konteks, virus polio merupakan virus yang telah lama ada.
Dikutip dari Britannica, virus polio telah ada sejak zaman prasejarah. Setidaknya tercatat sejak zaman Mesir Kuno atau sekitar 1570-1342 Sebelum Masehi.