Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar video yang mengaitkan pidato mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait imigran dengan narasi bahwa 70 juta pengungsi Rohingya akan tinggal di Indonesia.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim tersebut tidak benar atau hoaks.
Video yang menunjukkan pidato Donald Trump tentang imigran dan dikaitkan dengan narasi 70 juta pengungsi Rohingya akan tinggal di Indonesia dibagikan oleh akun Instagram ini (arsip) pada 15 Desember 2023.
Berikut narasi yang dibagikan:
Yang punya harta dan kekayaan segera nikmatin sebelum perang dunia ke 3 di mulai toh juga di kita usir maklu halus ini, pemerintahan kita di butakan oleh mereka
Narasi itu disertai cuplikan pidato Trump.
"Amerika Serikat tidak akan menjadi kamp migran dan tidak akan menjadi fasilitas penampungan pengungsi. Itu tidak akan terjadi," kata Trump.
Di bawah cuplikan pidato Trump disematkan teks sebagai berikut:
70 juta pengungsi mau tingal di indonesia
Buat yg banyak bacot suruh Nerima Rohingya Coba dibaca dulu
Emang Indonesia sanggup menampung 70jt pengungsi
Itu pengungsi atau penjajah
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri cuplikan pidato Trump yang dibagikan dan menemukan video dengan durasi lebih panjang diunggah di YouTube pada 19 Juni 2018.
Akan tetapi, dalam video tersebut Trump tidak menyinggung soal Indonesia atau Rohingya.
Sementara itu, klaim 70 juta pengungsi Rohingya akan tinggal di Indonesia tidak sesuai fakta karena populasi pengungsi Rohingya menurut data resmi tidak sampai 70 juta jiwa.
Dilansir Kompas.id, Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), memperkirakan, hingga pertengahan 2023, terdapat sekitar 1,29 juta jiwa pengungsi dari Myanmar yang tersebar di banyak negara.
Dari jumlah itu, 84,4 persen atau sekitar 1,1 juta orang di antaranya merupakan etnis Rohingya. Persentase yang begitu besar itu karena mereka merupakan kelompok yang paling rentan menjadi korban kekerasan.
Sejak 1982, Pemerintah Myanmar secara resmi tidak mengakui Rohingya sebagai etnis yang diakui oleh negara.