Pembangunan RS Indonesia di Gaza juga menghadapi kendala. Ketua Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad mengungkap sejumlah kendala birokrasi untuk mengakses bantuan dari pemerintah.
"Bahkan, dana dari pemerintah yang disalurkan melalui Kemkes dialihkan ke IDB (Bank Pembangunan Islam) untuk membangun Cardiac Centre di RS As Syifa Gaza pada Februari," ujar Sarbini, dilansir Harian Kompas, pada 8 Juli 2011.
"Yang kami dengar alasan Kemkes adalah program RS Indonesia sulit karena persoalan ketiadaan lahan dan sulitnya perizinan. Padahal, pembangunan RS Indonesia didasarkan pada MoU dengan Menkes Palestina Bassim Naim pada 23 Januari 2009,” tutur dia.
Sambil menunggu pencairan dana, MER-C kembali membuka dan mengandalkan sumbangan dari masyarakat.
Baca juga: [KLARIFIKASI] Konteks Keliru, Video dengan Narasi Hamas Paksa Warga Gaza Perangi Israel
Butuh waktu 3,5 tahun sampai akhirnya RS Indonesia siap beroperasi dan soft launching pada 15 Juni 2015. Pada 27 Desember 2015, rumah sakit ini diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dikutip dari Kompas.com, total dana yang dikeluarkan untuk membantun RS Indonesia mencapai Rp 120 miliar.
Rumah sakit ini memiliki daya tampung mencapai 100 pasien. Tim medisnya berasal dari Palestina, tetapi secara bertahap mengirim tim medis asal Indonesia.
Sampai saat ini, RS Indonesia masih beroperasi dan menolong korban-korban perang yang jumlahnya terus bertambah pasca-serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.