KOMPAS.com - Informasi akurat sangat penting dalam situasi perang, termasuk di tengah konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina.
Setelah serangan kelompok Hamas ke Israel pada Sabtu (7/10/2023), beredar berbagai konten yang menggambarkan serangan tersebut.
Namun Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan sedikitnya 13 konten yang disebar dengan konteks keliru.
Konten dengan konteks keliru itu diambil dari peristiwa sebelum serangan terjadi, ada di lokasi berbeda, bahkan tidak ada kaitannya sama sekali dengan konflik antara Israel dan Palestina.
Kelompok Hamas menyerang dengan tembakan roket dan menyusup ke wilayah Israel. Salah satu taktik yang dilakukan memang menggunakan paragliding bermotor.
Namun sejumlah pengguna media sosial menyebarkan video aksi terjun payung dan paralayang dengan konteks keliru.
Pertama, video terjun payung yang diklaim sebagai pendaratan pasukan Hamas.
Padahal, aksi terjun payung itu berlokasi di gedung Akademi Militer Mesir yang berada di Kairo. Fakta selengkapnya dapat dibaca di sini.
Kedua, video paraglider tersangkut kabel listrik tegangan tinggi diklaim sebagai tentara Hamas yang berusaha masuk ke wilayah Israel.
Setelah ditelusuri Kompas.com, paraglider tersebut merupakan turis berusia 60 tahun yang menerbangkan paralayang di Pulau Jeju, Korea Selatan pada 16 Juni 2023.
Insiden itu tidak ada kaitannya dengan perang antara Israel dan Palestina.
Berikutnya, video aksi terjun payung dikaitkan dengan serangan kelompok Hamas.
Kompas.com melakukan penelusuran lalu mengetahui bahwa video itu telah beredar sebelum serangan Sabtu (7/10/2023). Pengunggah video juga menyertakan tagar yang menunjukkan lokasi video ada di Mesir.