Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Menyerang Bakal Capres, dari Konten Manipulasi sampai Narasi Menyesatkan

Kompas.com - 27/09/2023, 19:54 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Informasi keliru atau hoaks masih menjadi tantangan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mencatat, ada 1.561 hoaks yang beredar selama Januari sampai Agustus 2023 dan sebanyak 50,03 persen merupakan hoaks bernuansa politik.

Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho mengungkapkan, sebagian besar hoaks di media sosial telah menyasar para bakal calon presiden (capres).

Saat ini terdapat tiga nama bakal capres yakni, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Baca juga: Upaya Ciptakan Pemilu Sehat dan Argumentatif di Medsos, Bawaslu Gandeng Platform

"Isinya kebanyakan saling serang antara kubu-kubu yang berkontestasi dan upaya untuk menjatuhkan, tidak hanya bakal capres, tetapi ekosistem pendukungnya," kata Septiaji, dalam diskusi daring "Mengupas Hoaks Bakal Calon Presiden Pemilu 2024", Rabu (27/9/2023).

Menurut Septiaji, 90 kanal penyebar hoaks yang dipantau sudah mendapat total 1 miliar tayangan.

Berdasarkan hasil pemantauan lembaga konsultan pemantauan media, Binokular, terdapat empat pola konten hoaks yang menyerang bakal capres.

Pertama, konten yang mengambil potongan pernyataan atau potongan video. Kedua, konten berupa manipulasi foto untuk mendukung narasi keliru yang disebarkan.

Ketiga, konten yang menyertakan pemberitaan media tetapi diubah konteksnya. Dan keempat, konten dengan thumbnail clickbait tetapi tidak sesuai dengan isinya.

Baca juga: Kenali Ciri serta Pola Video Hoaks di YouTube dan Facebook

Project Manager Binokular Oleg Widoyoko mengatakan, terdapat pergeseran pola disinformasi dibandingkan pada Pemilu 2019.

Pelaku penyebar hoaks sudah mengenal perubahan algoritma media sosial, sehingga mampu menargetkan audiens yang lebih spesifik.

Adapun konten hoaks berupa serangan negatif atau respons bakal capres terhadap isu tertentu. Ada pula konten hoaks yang sifatnya mempromosikan salah satu bakal capres.

Namun, Oleg menyampaikan, keduanya dapat mengarah pada perubahan persepsi masyarakat.

"Microtargeting ini menembak secara tepat dari potensial audiens di lokasi tertentu atau yang punya preferensi tertentu," ungkap Oleg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com