Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Coral Triangle Day" yang Dirayakan Setiap 9 Juni

Kompas.com - 09/06/2023, 17:59 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Segitiga Terumbu Karang atau Coral Triangle Day adalah perayaan untuk kawasan segitiga terumbu karang yang menjadi pusat keberagaman hayati laut dunia.

Segitiga terumbu karang mengacu pada kawasan di enam negara Asia-Pasifik, yaitu Indonesia, Malaysia, Papua Niugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste.

Dikutip dari laman Coral Triangle Initiative, Hari Segitiga Terumbu Karang pertama kali dirayakan pada 9 Juni 2012.

Baca juga: 4 Tempat Snorkeling dan Diving di Sabang, Asyik Lihat Terumbu Karang

Tujuan Coral Triangle Day adalah untuk mengampanyekan segitiga terumbu karang sebagai kawasan ekologi yang penting secara global, sehingga lebih banyak orang yang memahami signifikansinya bagi kehidupan sehari-hari.

Menurut Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), segitiga terumbu karang memiliki 30 persen dari seluruh jenis terumbu karang yang ada di dunia, 86 persen dari spesies penyu laut, 2.228 spesies ikan, dan lebih dari 500 spesies terumbu karang.

Peneliti di seluruh dunia kerap menyebut kawasan tersebut sebagai "pusat dari keanekaragaman hayati dunia".

Dilansir WWF, Coral Triangle Day tidak hanya dirayakan di keenam negara tersebut, tetapi juga di negara-negara lain yang menikmati kekayaan laut segitiga terumbu karang.

Hari Segitiga Terumbu Karang dirayakan dengan berbagai kegiatan, seperti pembersihan pantai, bazar kuliner laut, pesta pantai, dan kegiatan konservasi laut.

Perayaan di Kepulauan Seribu

Dikutip dari laman Pemkab Kepulauan Seribu, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengadakan edukasi budidaya rumput laut untuk merayakan Coral Triangle Day.

Kegiatan yang diikuti 100 peserta itu diadakan di Pulau Tidung Kecil, Kepulauan Seribu Selatan pada 7-8 Juni 2023.

Kepala Sudin KPKP Kepulauan Seribu Devi Lidya mengatakan, peserta diberikan pengetahuan terkait jenis rumput laut, pengikatan bibit dan penanaman di kebun rumput laut.

"Kita ajak mereka turun langsung ke kebun rumput laut milik Pokdakan (kelompok budidaya ikan), agar bisa merasakan secara langsung menanam bibit rumput laut ini. Terlihat mereka antusias dan bahagia," kata Devi, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Sheba Ajak Masyarakat Restorasi Keindahan Terumbu Karang

Melalui kegiatan tersebut, peserta diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap kelestarian ekosistem laut.

"Kegiatan ini membuktikan, Kepulauan Seribu tidak hanya sebagai destinasi wisata namun sebagai edukasi untuk saling menjaga ekosistem laut," ujar Devi.

Salah satu peserta edukasi budidaya rumput laut adalah Natasya Veronica, seorang pelajar SMKN 27 Jakarta.

Dia mengaku senang mengikuti kegiatan tersebut karena banyak ilmu dan pengalaman baru yang didapatkan.

"Sangat senang, karena dapat ilmu baru dan juga teman baru dari sekolah lainnya. Ini kunjungan saya yang pertama, ternyata di Jakarta ada wisata yang indah penuh dengan kekayaan alam dan ekosistem laut," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com