KOMPAS.com - Sunan Bonang terkenal dengan metode penyebaran agama Islam melalui suluk dan musik.
Salah satu tokoh Wali Songo itu menyebarkan ajaran Islam melalui tembang macapat dan menjadi dalang dalam pementasan wayang.
Ia memiliki nama asli Syekh Maulana Makdum Ibrahim yang diperkirakan lahir sekitar tahun 1465.
Sunan Bonang merupakan anak dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila, putri Arya Teja Bupati Tuban. Sunan Ampel adalah pendakwah yang terkenal di Surabaya.
Baca juga: Kisah Sunan Gunung Jati Menyebarkan Islam di Cirebon...
Dikutip dari Kisah Walisongo (2014), sejak kecil Sunan Bonang menjalani pendidikan Islam yang tekun dan disiplin, dipersiapkan langsung oleh ayahnya.
Saat usianya menginjak 18 tahun, Sunan Bonang diajak ayahnya pergi ke Tartar, bagian barat negeri China.
Dia tinggal di sana selama dua tahun, kemudian menuju Makassar. Di Makassar, dia tinggal selama delapan tahun.
Dia juga sempat menimba ilmu soal agama Islam sampai ke Kerajaan Pasai, bersama Raden Paku.
Keduanya belajar kepada Syekh Awwalul Islam, yang merupakan ayah kandung dari Sunan Giri.
Usai kembali dari Kerajaan Pasai, Sunan Bonang kembali ke Jawa, tepatnya ke Gresik.
Oleh ayahnya, Sunan Bonang diperintahkan untuk berdakwah di daerah Lasem, Rembang, Tuban dan daerah Sempadan, Surabaya.
Perjalanan dakwah Sunan Bonang ditulis dalam jurnal Asanka berjudul "Peran Wali Songo (Sunan Bonang) dengan media Dakwah dalam Sejarah Penyebaran Islam di Tuban Jawa Timur" (2022).
Dakwah pertama yang dilakukannya bermula dari Kediri, yang menjadi pusat ajaran Bhairawa Tantra.
Baca juga: Jalur Dakwah Sunan Muria lewat Seni dan Budaya
Sunan Bonang membangun Masjid Singkal yang terletak di barat Kediri, sambil mengembangkan ajaran Tantrayana.
Sebagai konteks, masyarakat di wilayah Majapahit sudah banyak yang memeluk Islam sekitar 1350, di masa pemerintahan Hayam Wuruk dan patihnya, Gajah Mada.