Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlunya Peningkatan Kapasitas Pemeriksa Fakta untuk Hadapi Disinformasi Teknologi AI

Kompas.com - 01/04/2023, 16:16 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Disinformasi berupa gambar yang direkayasa menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) bermunculan di media sosial belakangan ini.

Contohnya, gambar palsu mantan Presiden Amerika Donald Trump yang ditangkap aparat hukum hingga Paus Fransiskus yang mengenakan jaket puffer mewah Balenciaga.

Gambar palsu yang dihasilkan itu pun banyak mengecoh orang, tidak sedikit yang mempercayainya sebagai gambar asli. Kecanggihan teknologi AI telah membuat gambar yang direkayasa terlihat nyata.

Rekayasa gambar AI yang menimbulkan disinformasi pun menjadi tantangan baru para fact checker atau pemeriksa fakta.

Baca juga: Mewahnya Paus Fransiskus dalam Balutan Puffer Balenciaga, Potensi AI Memanipulasi Publik

Bart Libaut, open source investigator asal Belgia mengatakan bahwa disinformasi yang dihasilkan teknologi AI membuat para pemeriksa fakta dituntut bekerja secara ekstra.

"Deepfake menjadi hal baru yang mulai masuk ke dalam ranah fact checking dan membuat pekerjaan pemeriksa fakta lebih menarik, juga menantang. Sebab kita harus berpikir lebih keras tentang bagaimana menghadapi hal ini," ujar Bart dalam sebuah diskusi daring, Jumat (31/3/2023).

Menurut dia, para pemeriksa fakta perlu untuk mengenal dan menggunakan tool yang dapat membantu mengidentifikasi gambar palsu yang dihasil oleh teknologi AI.

Ada beberapa tool berbayar yang bisa digunakan, salah satunya adalah Sensity.

“Ada beberapa layanan yang berbayar, namun ini masih dikembangkan. Tetapi ada satu tool yang bisa digunakan gratis dengan trail selama dua minggu yakni Sensity," kata Bart.

"Saya tidak dibayar atau di-endorse oleh mereka, mereka baru mulai sekitar tahun 2021," ujarnya.

Kendati begitu, Bart menjelaskan bahwa  jika dilihat secara detail biasanya gambar yang dihasilkan oleh AI tidak sempurna.

Baca juga: Kolaborasi Pemeriksa Fakta dan Kecerdasan Buatan Perangi Misinformasi

Ada beberapa bagian yang cacat dan menunjukkan bahwa itu adalah gambar palsu.

Sehingga, bagi pemeriksa fakta dibutuhkan ketelitian dan kesabaran untuk memastikan keaslian sebuah gambar. 

"Bagi seorang pengecek fakta, kesabaran, keuletan dan tekad adalah hal penting. Kita harus menggunakan semua cara dan tool untuk menyingkirkan informasi palsu," kata dia.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho menuturkan bahwa peningkatan kapasitan para pemeriksa fakta diperlukan, mengingat sebaran disinformasi semakin beragam.

Ini termasuk munculnya disinformasi yang diproduksi dengan teknologi AI. 

Dia menyatakan, beberapa organisasi maupun media yang bekerja di bidang cek fakta perlu juga untuk menambah sejumlah materi yang kekinian, seperti halnya tentang teknologi AI. 

"Selama ini teman-teman Cek Fakta AJI, AMSI, Mafindo kan punya materi, nah bisa jadi materi-materi itu lama kelamaan akan ketinggalan. Seperti tadi bagaimana kita medeteksi disinformasi yang dihasilkan AI. Mungkin di materi kita belum banyak ada," kata Septiaji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kilas Balik Pekan Raya Jakarta, dari Monas ke Kemayoran

Kilas Balik Pekan Raya Jakarta, dari Monas ke Kemayoran

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Cara Menghemat Elpiji dengan Mengelem Karet Tabung

[HOAKS] Cara Menghemat Elpiji dengan Mengelem Karet Tabung

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bukti Rekaman CCTV Linda Terlibat Kasus Pembunuhan Vina

[HOAKS] Bukti Rekaman CCTV Linda Terlibat Kasus Pembunuhan Vina

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire soal Elon Musk Luncurkan Ponsel Pesaing iPhone

INFOGRAFIK: Konten Satire soal Elon Musk Luncurkan Ponsel Pesaing iPhone

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Artikel FBI Prediksi Sosiopat Berdasarkan Perilaku Pemain Gim

[HOAKS] Artikel FBI Prediksi Sosiopat Berdasarkan Perilaku Pemain Gim

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Manipulasi Foto Bangkai Pesawat Malaysia Airlines MH370

INFOGRAFIK: Beredar Manipulasi Foto Bangkai Pesawat Malaysia Airlines MH370

Hoaks atau Fakta
Manipulasi Foto Bernada Satire soal Produk Mayones 'Gayo'

Manipulasi Foto Bernada Satire soal Produk Mayones "Gayo"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Kota Tersembunyi di Balik Tembok Es Antarktika

[HOAKS] Foto Kota Tersembunyi di Balik Tembok Es Antarktika

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pesan Berantai soal Whatsapp Gold dan Video Martinelli

[HOAKS] Pesan Berantai soal Whatsapp Gold dan Video Martinelli

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Iptu Rudiana Ditetapkan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

[HOAKS] Iptu Rudiana Ditetapkan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Erupsi Gunung Ruang, Bukan Anak Krakatau

[KLARIFIKASI] Video Erupsi Gunung Ruang, Bukan Anak Krakatau

Hoaks atau Fakta
Sejarah Kepulauan Falkland yang Diperebutkan Inggris dan Argentina

Sejarah Kepulauan Falkland yang Diperebutkan Inggris dan Argentina

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] PSSI Putuskan Timnas Tidak Akan Ikut Piala AFF

[HOAKS] PSSI Putuskan Timnas Tidak Akan Ikut Piala AFF

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Lingkaran Merah pada Tabung Gas Elpiji 3 Kg Tanda Keamanan, Cek Faktanya

INFOGRAFIK: Hoaks Lingkaran Merah pada Tabung Gas Elpiji 3 Kg Tanda Keamanan, Cek Faktanya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Pengibaran Bendera Palestina di Milan Bukan Dilakukan Menteri Italia

INFOGRAFIK: Pengibaran Bendera Palestina di Milan Bukan Dilakukan Menteri Italia

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com