Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2022, 13:26 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sejumlah unggahan di Facebook membahas hubungan politik antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Nasional Demokat (Nasdem) Surya Paloh.

Sebagian konten mengeklaim bahwa hubungan keduanya semakin renggang, hingga Jokowi memberhentikan Paloh secara tidak hormat dari jajaran partai koalisi pemerintahannya.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang disampaikan dalam unggahan itu keliru.

Narasi yang beredar

Salah satu unggahan video itu muncul di sini. Ada kemungkinan konten dengan subtansi yang sama beredar di post lain.

Video itu menampilkan pernyataan sejumlah pihak terkait sikap politik Presiden Jokowi dan Paloh terkait calon presiden untuk Pemilu 2024.

Dalam video itu, salah satu pernyataan disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang mengatakan, ada bagian dari koalisi pemerintahan yang membangun kekuatan dengan orang yang berseberangan dengan Presiden Jokowi.

Menurut Hasto, hal itu menimbulkan masalah etika dalam pemerintahan Presiden Jokowi lantaran memunculkan tarik-menarik kepentingan antara mendukung keberhasilan pemeritah dan urusan pencalonan presiden.

Sementara narasi suara yang disertakan menceritakan opini bahwa berdasarkan latar belakangnya, Presiden Jokowi dan Paloh berpotensi akan saling balas serangan politik.

Keterangan yang yang disertakan dalam unggahan itu sebagai berikut:

('Di C0pot Secara T1dak Hormat') Keputusan Final Jokowi Ke Surya Paloh Begini

Hoaks Jokowi resmi copot secara tidak hormat Surya Paloh dari koalisi pemerintahannyaTim Cek Fakta Hoaks Jokowi resmi copot secara tidak hormat Surya Paloh dari koalisi pemerintahannya

Penelusuran Kompas.com

Jika isi video diamati secara seksama, tidak ada narasi bahwa Presiden Jokowi memecat Paloh secara tidak hormat dari koalisi pemerintahan yang dipimpinnya.

Klaim itu hanya muncul dalam keterangan yang disertakan di media sosial dan thumbail video. Dengan demikian isi video dengan keterangan tertulis yang disampaikan di unggaan Facebook atau thumbnail video tidak saling berkaitan.

Adapun video berisi potongan-potongan klip dari sejumlah pernyataan. Salah satunya pernyataan Hasto Kristiyanto seperti dalam video YouTube Kompas TV ini.

Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan sejumlah berita yang bertentangan dengan klaim yang menyatakan Paloh telah keluar dari koalisi.

Surya Paloh pada 19 November 2022 pernah menyatakan bahwa Partai Nasdem tetap menjadi partai pendukung pemerintah, meskipun sudah mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden.

Sampai pertengahan Desember 2022 pun, status itu belum berubah, dengan sejumlah kursi menteri pemerintahan Presiden Jokowi, yang masih diduduki politisi Partai Nasdem.

Mereka adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim bahwa Presiden Jokowi telah memecat Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dari koalisi partai pendukung pemerintahannya adalah hoaks.

Tidak ditemukan informasi valid bahwa Jokowi telah mengeluarkan Partai Nasdem dari koalisi pendukung pemerintahannya. Sejumlah menteri dari Partai Nasdem pun masih menduduki jabatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com