KOMPAS.com - Penampilan Maroko di Piala Dunia 2022 Qatar benar-benar di luar dugaan. Negara Afrika tersebut menjadi tim kuda hitam yang menumbangkan beberapa tim raksasa.
Terakhir, juara Piala Dunia 2010, Spanyol, mereka tumbangkan dalam drama adu penalti babak 16 besar. Tim berjuluk Singa Atlas itu pun untuk kali pertama melangkah ke perempat final Piala Dunia.
Lolosnya Maroko ke perempat final disambut gembira oleh sejumlah negara Arab, pasalnya Maroko menjadi negara Arab pertama yang bisa melangkah jauh hingga babak delapan besar di ajang empat tahunan itu.
Kota-kota di negara Arab bersorak saat Maroko menjadi negara berbahasa Arab pertama yang mencapai perempat final Piala Dunia. Mereka memenuhi jalanan pusat kota untuk berpesta setelah kemenangan Achraf Hakimi dan kawan-kawan atas Spanyol.
"Ini adalah kemenangan bagi semua orang Arab, bukan hanya Maroko. Dan kegembiraannya semakin besar karena dicapai di tanah Arab," kata Hazem al Fayez, seorang warga Yordania, dilansir dari Reuters.
Baca juga: Maroko Kalahkan Spanyol, Kemenangan untuk Seluruh Afrika dan Negara Arab
Di pertandingan16 besar melawan Spanyol, kiper Maroko, Yassine "Bono" Bounou menjadi bintang kemenangan Singa Atlas. Kiper Sevilla itu berhasil menepis tendangan dua algojo penalti Spanyol, Carlos Soler dan Sergio Busquets.
Bono tercatat sebagai kiper asal Afrika pertama yang mampu menepis dua tendangan dalam satu laga adu penalti di Piala Dunia.
Suporter Maroko seakan tidak percaya dengan pencapaian spektakuler yang ditorehkan oleh negaranya itu. Sebab, selama mengikuti Piala Dunia, Maroko selalu gugur di fase grup. Mereka menyebut bahwa kemenangan atas Spanyol merupakan pencapain besar bagi Maroko.
"Saya tumbuh dengan menonton tim besar Spanyol, Barcelona dan Madrid. Jadi mengalahkan negara seperti Spanyol adalah kemenangan besar bagi Maroko," kata warga Maroko Taha Lahrougui.
Selain menjadi negara Arab pertama yang mencapai perempat final Piala Dunia, Maroko juga menjadi negara keempat dari Afrika yang berhasil menembus babak delapan besar turnamen tersebut.
Sebelumnya, Kamerun berhasil mencapai perempat final pada 1990, Senegal pada 2002, dan Ghana pada 2010.
Baca juga: Maroko ke 8 Besar Piala Dunia 2022, Peluk dan Cium Cinta Hakimi dengan Sang Ibu
Maroko pun menjadi satu-satunya harapan Afrika di Piala Dunia 2022 Qatar, setelah sebelumnya Senegal tumbang dari Inggris di babak 16 besar. Di babak perempat final nanti Maroko akan bertemu dengan Portugal yang membantai Swiss dengan skor 6-1.
Berbekal catatan apik selama pertandingan fase grup dan babak 16 besar, bukan hal mustahil jika Maroko akan kembali menghadirkan kejutan ketika bertemu Portugal.
Dari empat pertandingan yang dilakoni di Piala Dunia tahun ini, Maroko mencatatkan tiga kali kemenangan dan satu hasil seri.
Ketika di fase grup, Singa Atlas menunjukkan penampilan impresif dengan menjadi juara grup F dan membuat Belgia gagal lolos ke babak 16 besar.
Keberhasilan Maroko mencapai delapan besar diwarnai momen mengharukan dan emosional.Terutama ketika para pemain dan jajaran pelatih merayakan kemenangan dengan keluarga mereka yang hadir langsung ke stadion untuk memberikan dukungan.
Foto Achraf Hakimi merayakan kemenangan bersama ibunya menjadi perbincangan dan membuat haru dunia sepak bola.
Para keluarga yang hadir ke stadion secara tidak langsung menjadi pemain ke-12 yang membakar semangat skuad Maroko ketika di lapangan.
Di Piala Dunia 2022 Qatar, Federasi Sepak Bola Maroko mengajak anggota keluarga skuad Maroko datang ke Qatar untuk mendukung pasukan Singa Atlas. Keputusan itu pun berbuah manis kepada performa apik pasukan Walid Regragui.
Fatima, ibu dari pelatih tim nasional Maroko Walid Regragui, mengatakan bahwa kesempatan datang ke Qatar untuk mendukung tim nasional Maroko merupakan hal istimewa karena menjadi pengalaman sekali seumur hidup.
"Sepanjang kariernya sebagai pemain dan sebagai pelatih, saya tidak pernah bepergian untuk menontonnya (Walid Regragui). Saya sudah tinggal di Perancis selama lebih dari 50 tahun dan ini adalah kali pertama saya meninggalkan Paris untuk menontonnya," ujar Fatima dilansir dari Aljazeera.
Orang tua pemain Maroko pun sangat bangga dengan pencapaiannya yang diraih oleh anak-anaknya. Mereka menganggap bahwa setiap laki-laki di skuad Singa Atlas merupakan keluarga mereka sendiri.
Hadirnya keluarga dan suasana hangat di skuad Maroko diakui pelatih Walid Regragui sebagai salah satu kunci cemerlangannya Maroko di Piala Dunia 2022 Qatar.
Menurut dia, hal itu merupakan keuntungan di luar lapangan yang didapatkan oleh skuad Maroko.
"Sukses kami tidak akan terwujud tanpa kebahagiaan orang tua," kata Walid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.