KOMPAS.com - Penyanyi reggae legendaris Bob Marley tampil di konser terakhirnya di Stanley Theatre, Pittsburgh pada 23 September 1980.
Bob Marley meninggal dunia delapan bulan kemudian pada 11 Mei 1981 karena kanker yang dideritanya, di sebuah rumah sakit Florida dalam usia 36 tahun.
Dilansir dari Yahoo News, tak satu pun dari penonton menyadari bahwa Bob tidak sehat hari itu, dan tidak ada yang mengira bahwa konser di Pittsburgh akan menjadi konser terakhirnya.
David Meerman Scott, yang menghadiri acara tersebut saat berusia 19 tahun, mengabadikan momen konser terakhir Bob Marley dengan kameranya.
Selang 40 tahun kemudian, Scott yang kini berprofesi sebagai marketing specialist membagikan foto-foto konser terakhir Bob di media sosial Twitter.
40 years ago today, September 23, 1980, I shot the only known photos of Bob Marley's last concert. I’d never brought a camera to a show before. And I don’t know why I did — I think it was karma, or the cosmos, or the universe talking to me. pic.twitter.com/D0tRXpg82v
— David Meerman Scott (@dmscott) September 23, 2020
Sebelum melaksanakan konser terakhirnya, Bob sempat dilarikan ke rumah sakit karena jatuh pingsan saat sedang jogging.
Dokter memberi tahu Bob bahwa melanomanya, yang telah didiagnosis sebelumnya, telah menyebar hingga ke otak, hati, dan paru-parunya.
Meski demikian, Bob memutuskan untuk tetap melanjutkan konser di Stanley Theatre (berganti nama menjadi Benedum Center), membawakan sejumlah hits termasuk "No Woman, No Cry".
Rich Engler, promotor DiCesare-Engler Productions, mengakui bahwa dirinya sempat tidak yakin bahwa konser akan terlaksana.
"Saya baru mengetahui bertahun-tahun kemudian bahwa dia pingsan sebelumnya di Central Park saat dia berolahraga," kata Engler kepada triblive.com.
Engler menuturkan, Bob tampak "sakit" dan "sangat kurus" sebelum konser terakhirnya. Dia berkata kepada Bob untuk tidak perlu tampil jika memang sedang sakit.
Namun legenda reggae itu menjawab bahwa dia akan tetap tampil.
Engler mengatakan, ketika Marley naik ke atas panggung, sang penyanyi disambut dengan luar biasa dan "Stanley Theatre berguncang seperti belum pernah terjadi sebelumnya."
Dilansir dari Kompas.com, penyakit kanker yang diderita Bob Marley sebenarnya sudah diketahui sejak 1977.
Fakta ini berbeda dengan kisah populer yang beredar, yang menyebut bahwa penyakit kanker itu diderita karena luka saat pria berambut gimbal itu bermain sepak bola.
Namun, Bob menolak saran dokter yang mengusulkan agar ibu jari kakinya diamputasi karena khawatir akan mengganggu kariernya.
Dia juga menolak saran itu karena tak sejalan dengan keyakinan Rastafari yang dianutnya.
Meski demikian, Bob menyetujui saran dokter untuk mengangkat kuku ibu jari kakinya lalu menutup bekas kuku itu dengan kulit yang diambil dari pahanya.
Bob dimakamkan pada 21 Mei 1981 dengan upacara resmi kenegaraan. Prosesi pemakaman dilaksanakan dengan prosesi pemakaman Kristen Ortodoks Ethiopia dan tradisi Rastafari.
Dia dimakamkan di sebuah kapel tak jauh dari tempat dia dilahirkan, St Ann Parish, Jamaika, bersama gitar Gibson Les Paul berwarna merah miliknya.
"Suaranya terdengar di mana-mana di tengah dunia elektronik kita saat ini. Karyanya yang tajam, penampilan megah, dan gaya berjingkraknya merupakan kenangan yang tak bisa dihapus dari pikiran kita," kata Perdana Menteri Jamaika saat itu, Edward Seaga, dalam upacara pemakaman sang legenda.
"Bob Marley adalah sebuah pengalaman yang meninggalkan jejak yang tak terhapuskan. Dia adalah sosok yang tidak bisa dihapus dari benak kita. Dia adalah bagian dari kesadaran kolektif bangsa ini," ujar Seaga.
Sebelum meninggal dunia, Bob Marley sempat memberikan pesan terakhir untuk putranya Ziggy, "uang tak bisa membeli kehidupan."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.