Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dikabarkan mengobrak-abrik rumah anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon.
Peristiwa itu diklaim terjadi usai Effendi dalam sebuah kesempatan menyebut TNI "seperti gerombolan dan ormas".
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, kabar yang menyebutkan Andika mengobrak-abrik rumah Effendi adalah hoaks.
Effendi telah meminta maaf langsung terkait ucapannya kepada Andika, dan Panglima TNI disebut sudah memaafkan.
Kabar yang menyebutkan Panglima TNI Andika Perkasa mengobrak-abrik rumah Effendi Simbolon dibagikan di media sosial Facebook oleh akun ini pada 17 September 2022.
Akun itu membagikan video berdurasi 10 menit 18 detik yang dibubuhi teks "Dipimpin Jenderal Andika Prajurit TNI Obrak Abrik Rumah Efendy Simbolon".
Gambar thumbnail video itu memperlihatkan sejumlah prajurit TNI dengan senjata laras panjang dan seragam tempur lengkap memasuki sebuah bangunan.
Berikut kutipan narasi dalam video tersebut:
Ganjaran Effendi Simbolon PDIP setelah tuding TNI bak gerombolan ormas, Jenderal Andika turun tangan.
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon kini menerima ganjarannya setelah berani menyebut kelompok TNI bak gerombolan atau ormas.
Pernyataan Effendi Simbolon mengundang emosi dari para petinggi TNI hingga Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga turun tangan.
Hingga Rabu (21/9/2022) video tersebut telah mendapatkan lebih dari 1,1 juta tayangan, 3.500 komentar, serta 16.000 reacts.
Tim Cek Fakta Kompas.com menyimak video tersebut hingga selesai dan tidak menemukan bukti yang mendukung klaim bahwa Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bersama prajuritnya mengobrak-abrik rumah Effendi Simbolon.
Penelusuran terhadap pemberitaan terkait pernyataan kontroversial Effendi Simbolon justru menemukan bahwa anggota Komisi I DPR RI itu telah meminta maaf kepada Andika.
Diberitakan Kompas.com, 14 September 2022, Effendi mengatakan, dirinya meminta maaf langsung kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa terkait pernyataannya yang menyebut TNI "gerombolan lebih-lebih organisasi masyarakat (ormas)".