Kelompok ini juga menyerukan agar rencana kerelawanan itu dibawa ke konferensi tingkat internasional. Konvensi Jenewa pada 22 Agustus 1864 itu merestui pelaksanaan rencana kerelawanan itu dengan lambang palang merah.
Lambang palang merah mirip bendera Swiss asal Dunant, hanya bertukar warna antara putih dan merah, untuk menghormati jasanya atas gagasan yang dianggap mulia itu.
Dunant juga telah menggunakan waktu dan uang pribadinya berkunjung ke pemimpin sejumlah negara, demi merayu mereka agar mengirim perwakilan untuk mengikuti konferensi itu.
Di masa-masa berikutnya negara yang begabung semakin banyak, dan palang merah di masing-masing negara memiliki otoritasnya masing-masing. Mereka mulai bekerja di Indonesia tahun 1942 ketika negara itu diduduki Jepang.
Palang Merah Internasional kini dikenal sebagai Komite Internasional Palang Merah (ICRC) yang juga berfokus mendorong pihak yang berperang mengikuti Hukum Humaniter Internasional (HHI).
Dunant menyatakan dirinya bangkrut pada 1867 dan mundur dari kepengurusan ICRC, namun mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian tahun 1901.
"Tanpa Anda, Palang Merah, pencapaian kemanusiaan tertinggi abad kesembilan belas mungkin tidak akan pernah tercapai," kata Dunant setelah menerima Nobel-nya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.