Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penemuan Kerangka Paus Purba, Diduga Lebih Besar dari Paus Biru

KOMPAS.com - Ilmuwan menemukan sebagian kerangka paus purba di Peru. Makhluk itu diperkirakan hidup hampir 40 juta tahun lalu.

Dilansir AFP, Rabu (2/8/2023), paus purba tersebut diduga memiliki berat tubuh lebih besar dari paus biru.

Paus biru telah lama dianggap sebagai hewan terbesar dan terberat yang pernah ada, bahkan melebihi dinosaurus raksasa.

Namun, menurut studi yang dipublikasikan di Jurnal Nature, paus purba dari Peru yang memiliki nama ilmiah Perucetus colossus diperkirakan memiliki bobot jauh lebih besar.

Berdasarkan perhitungan dari beberapa tulang yang ditemukan di gurun Peru, tim peneliti internasional memperkirakan hewan tersebut memiliki massa tubuh rata-rata 180 ton.

Angka itu memang belum menjadikan paus purba Peru sebagai hewan terberat. Menurut Guinness World Records, paus biru terbesar yang pernah tercatat memiliki berat 190 ton.

Namun para peneliti memperkirakan kisaran berat paus purba Peru bisa mencapai antara 85 dan 340 ton, yang berarti bisa jadi jauh lebih besar daripada paus biru.

Kendati demikian, para peneliti berhati-hati untuk tidak menyatakan bahwa paus purba telah memecahkan rekor sebagai hewan terberat yang pernah ada.

"Saya pikir ada peluang bagus bahwa beberapa individu memecahkan rekor, tetapi yang harus dipahami adalah bahwa beratnyaberada di rata-rata paus biru," kata Amson, ahli paleontologi di State Museum of Natural History Stuttgart di Jerman.

Ditemukan pertama kali pada 2010

Fosil pertama paus purba ditemukan pada 2010 oleh Mario Urbina, seorang ahli paleontologi yang telah menghabiskan puluhan tahun meneliti gurun di pantai selatan Peru.

Namun, fosil yang ditemukan Urbina pada waktu itu lebih mirip batu besar daripada tulang makhluk hidup.

Total 13 tulang belakang raksasa, salah satunya berbobot hampir 200 kilogram, ditemukan di lokasi, serta empat tulang rusuk dan satu tulang pinggul.

Butuh waktu bertahun-tahun dan beberapa perjalanan untuk mengumpulkan dan menyiapkan fosil raksasa.

Bahkan, tim peneliti Peru dan Eropa butuh waktu lebih lama lagi untuk memastikan dengan tepat apa yang telah mereka temukan.

Pada Rabu (2/8/2023), mereka mengungkapkan, fosil itu adalah spesies baru basilosaurid, keluarga cetacea yang telah punah.

Adapun keluarga cetacea masa kini termasuk lumba-lumba, paus, dan porpoise. Nenek moyang awal mereka hidup di darat, beberapa menyerupai rusa kecil.

Seiring waktu mereka pindah ke air, dan basilosaurid diyakini sebagai cetacea pertama yang sepenuhnya akuatik. Salah satu adaptasi mereka saat itu adalah gigantisme.

Amson mengatakan, seperti basilosaurid lainnya, Perucetus colossus kemungkinan besar memiliki kepala yang sangat kecil. dibandingkan dengan tubuhnya.

Karena tidak memiliki gigi, sulit untuk menentukan dengan pasti apa yang mereka makan. Amson berspekulasi bahwa paus purba Peru mengais dasar laut untuk mencari makanan.

Para peneliti yakin bahwa hewan tersebut hidup di perairan dangkal di lingkungan pesisir, karena berat tulangnya yang tidak biasa.

Seluruh kerangkanya diperkirakan memiliki berat antara lima hingga tujuh ton, lebih dari dua kali berat kerangka paus biru.

"Ini, pastinya, kerangka terberat dari mamalia mana pun yang diketahui," kata Amson.

Fosil-fosil Perucetus colossus saat ini dipamerkan di Museum of Natural History di Lima, Peru.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/08/03/182900482/penemuan-kerangka-paus-purba-diduga-lebih-besar-dari-paus-biru

Terkini Lainnya

[VIDEO] Hoaks! Menag Minta Masyarakat Ikhlaskan Dana Haji untuk IKN

[VIDEO] Hoaks! Menag Minta Masyarakat Ikhlaskan Dana Haji untuk IKN

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada 11 Juni

[HOAKS] Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada 11 Juni

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Kecelakaan Pesawat Garuda DC-10 di Jepang pada 1996

Kilas Balik Kecelakaan Pesawat Garuda DC-10 di Jepang pada 1996

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Patung Lilin Paus Yohanes Paulus II, Bukan Jenazah yang Masih Utuh

[KLARIFIKASI] Patung Lilin Paus Yohanes Paulus II, Bukan Jenazah yang Masih Utuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Shah Rukh Khan Meninggal Dunia

[HOAKS] Shah Rukh Khan Meninggal Dunia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten Satire soal Elon Musk Luncurkan Ponsel Pesaing iPhone

[KLARIFIKASI] Konten Satire soal Elon Musk Luncurkan Ponsel Pesaing iPhone

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konten soal Khasiat Daun Calincing Gunakan Gambar Keliru

[KLARIFIKASI] Konten soal Khasiat Daun Calincing Gunakan Gambar Keliru

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Penjemputan Jenazah Lukas Enembe, Bukan Demo di Cirebon

[KLARIFIKASI] Video Penjemputan Jenazah Lukas Enembe, Bukan Demo di Cirebon

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Unjuk Rasa Buruh Dinarasikan Menuntut Usut Kasus Vina

[KLARIFIKASI] Video Unjuk Rasa Buruh Dinarasikan Menuntut Usut Kasus Vina

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Foto Drone yang Berfungsi sebagai Toilet Ini Hasil Manipulasi AI

INFOGRAFIK: Foto Drone yang Berfungsi sebagai Toilet Ini Hasil Manipulasi AI

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Narasi Keliru soal Kucing Selamat dari Serangan Israel

[VIDEO] Narasi Keliru soal Kucing Selamat dari Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cangkir Semangka Starbucks Tidak Terkait Israel Vs Palestina

INFOGRAFIK: Cangkir Semangka Starbucks Tidak Terkait Israel Vs Palestina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Air Rebusan Daun Jeruk Purut Sembuhkan Sakit Gigi

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Air Rebusan Daun Jeruk Purut Sembuhkan Sakit Gigi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Bangkai Pesawat Malaysia Airlines MH370 di Dasar Laut

[HOAKS] Foto Bangkai Pesawat Malaysia Airlines MH370 di Dasar Laut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Emtek Group Bantah Siapkan Penampilan Anang Usai Laga Indonesia Vs Filipina

[KLARIFIKASI] Emtek Group Bantah Siapkan Penampilan Anang Usai Laga Indonesia Vs Filipina

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke