KOMPAS.com - Narasi di media sosial menyebut pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melarang penggunaan kompor gas.
Larangan itu dikaitkan dengan agenda kelestarian lingkungan hidup, hingga menyebut bahwa kompor gas menyebabkan kanker pada anak-anak.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.
Narasi yang beredar
Informasi mengenai pemerintahan Biden melarang penggunaan kompor gas, disebarkan oleh akun Facebook ini pada Selasa (10/1/2023). Arsipnya dapat dilihat di sini.
Berikut narasinya:
"Perubahan baru dalam agenda hijau-Pemerintah Biden ingin melarang kompor gas,karena "menyebabkan kanker pada anak-anak". Ini disebut bahaya tersembunyi. Richard Trumka Jr,juru bicara agensi tersebut,mengatakan kepada Bloomberg semua opsi sedang dipertimbangkan,dan apa yang tidak aman dapat di larang. Sebuah studi yang diterbitkan minggu lalu di International Journal of Enviromental Public Health Research melaporkan bahwa kompor gas yang ditemukan hampir 40% rumah di AS,bertanggung jawab atas 12.7% kasus asma anak di negara tersebut. Secara keseluruhan Studi ini menemukan bahwa mereka menyebabkan asma pada 650.000 anak. Saat kompor gas dinyalakan dan berkekuatan penuh,ia melepaskan sejumlah polutan udara".
Mukai lagi ini blundernya, ujung-ujungnya seluruh dunia harus memakai kompor listrik seperti yang sdh beredar dulu di media. Juga semua di arahkan ke Listrik ...coba aja kita tunggu episode selanjutnya.
Ia menyebut ada peningkatan kekhawatiran soal polutan dalam ruangan yang disebabkan kompor gas. Kendati demikian, pernyataan itu diklarifikasi oleh pihak CPSC.
Dilansir Snopes, Selasa (10/1/2023), juru bicara CPSC memberi klarifikasi bahwa pihaknya tidak sedang mempertimbangkan langkah-langkah peraturan baru atau larangan terkait bahaya dari kompor gas.
Sejauh ini, CPSC juga belum mengusulkan tindakan apa pun terkait pelarangan kompor gas.
Perbincangan soal kompor gas ini juga diusung sejumlah anggota parlemen AS, seperti senator Cory Booker, Elizabeth Warren, dan Bernie Sanders.
Mereka menulis surat kepada CPSC soal keprihatinan mereka atas risiko polusi udara dalam ruangan akibat kompor gas.
Mereka menyebut ada lebih dari 40 juta rumah di AS menggunakan kompor gas. Kebocoran metana dari penggunaannya disebut berkontribusi terhadap lingkungan hidup, setara dengan penggunaan 500.000 mobil bertenaga bensin.
Sejumlah penelitian memang membahas mengenai polutan udara dari kompor gas yang dikaitkan dengan masalah kesehatan, seperi kardovaskular dan kanker.
Salah satunya di Jurnal Internasional Riset Lingkungan Hidup dan Kesehatan Masyarakat pada Desember 2022.
Pendapat berbeda disampaikan Presiden American Gas Association, Karen Harbert.
"CPSC dan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) tidak menampilkan rentang gas sebagai kontributor signifikan terhadap kualitas udara yang merugikan atau bahaya kesehatan dalam literatur, panduan, atau persyaratan informasi teknis atau publik mereka. Yang paling cara praktis dan realistis untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan di mana energi bersih, serta aman, andal, dan terjangkau, adalah dengan memastikan energi tersebut mencakup gas alam dan infrastruktur yang menyalurkannya," kata dia.
Sementara itu, Ketua CPSC Alexander Hoehn-Saric menulis komentar di artikel Bloomberg berisi klarifikasi soal larangan kompor gas.
"Penelitian menunjukkan bahwa emisi dari kompor gas bisa berbahaya, dan CPSC sedang mencari cara untuk mengurangi bahaya terkait kualitas udara dalam ruangan. Tapi untuk memperjelas, saya tidak ingin melarang kompor gas dan CPSC tidak memiliki proses untuk melakukannya," tulisnya pada Rabu (11/1/2023).
Kesimpulan
Narasi yang menyebut pemerintahan Biden melarang penggunaan kompor gas merupakan hoaks.
Hingga pertengahan Januari 2023, CPSC belum mengusulkan perubahan aturan penggunaan kompor gas dan tidak mengumumkan larangan.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/01/12/183500882/-hoaks-pemerintahan-biden-larang-penggunaan-kompor-gas