KOMPAS.com - Sebuah video mengenai teknologi bayi tabung viral di Facebook. Video dalam bentuk reels itu menarasikan bahwa ada kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan merawat embrio manusia di luar rahim.
Hingga Selasa (3/1/2023), Reels itu mendapat lebih daru 7.700 likes, 875 komentar, dan dibagikan ulang lebih dari 2.600 kali.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari narasi dalam video tersebut.
Narasi yang beredar
Video soal teknologi bayi tabung dengan rahim artifisial, ditemukan di akun Facebook ini dan ini.
Berikut narasi pada video yang diunggah pada Jumat (2/12/2022):
Sekarang, Punya Anak Tak harus repot-Repot Hamil Lagi! Ini Caranya...
Sebagian wanita berkeinginan mempunyai keturunan, namun takut akan resiko dan efek pasca hamil. Ada pula yang bahkan tidak memiliki kemampuan hamil.
Tim peneliti Tiongkok. baru-baru ini tengah mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) untuk rawat embrio dalam rahim buatan sebagai jawaban atas masalah ini.
Teknologi rahim buatan memungkinkan ibu untuk membesarkan dan merawat janinnya di luar tubuh, sehingga dirinya tidak perlu mengalami proses hamil.
"Pengasuh" AI akan menjalankan tugas seperti, mendeteksi tanda-tanda perubahan pada embrio, menyempurnakan asupan karbons dioksida, nutrisi, serta lingkungan tumbuh kembang janin. Sistem ini bahkan dapat menentukan kualitas embrio berdasarkan potensi kesehatan dan perkembangannya.
Terdapat sebuah artikel pada 21 Januari 2022, mengenai penelitian sekelompok ilmuan di Istitut Suzhou yang mengembangkan sistem AI untuk memantau dan merawat embrio di rahim buatan. Mereka menyebutnya "AI nanny" atau pengasuh AI.
Kendati demikian, penelitian itu baru dilakukan pada embrio hewan, bukan manusia.
Betul bahwa teknologi AI itu dapat membantu mesin mendeteksi karbon dioksida, nutrisi, dan lingkungan embrio.
Hukum internasional hingga kini melarang eksperimen pada embrio manusia dengan usia perkembangan lebih dari dua minggu.
Penggunaan AI sempat diteliti untuk membantu persalinan, tetapi hasilnya masih di jauh dari ekspektasi.
Dilansir dari The Conversation, 10 Desember 2018, membahas mengenai kemungkinan penggunaan AI sebagai ganti rahim.
Kolaborasi ilmuan INFANT, meneliti penggunaan perangkat lunak yang dirancang untuk meningkatkan pengambilan keputusan oleh bidan dan dokter kandungan.
Perangkat itu dipasang pada perempuan hamil yang melakukan pemantauan janin elektronik terus menerus selama persalinan.
Hasilnya, teknologi itu tidak meningkatkan hasil klinis jika dibandingkan dengan penilaian ahli.
Jadi, mungkin memakan waktu sampai AI benar-benar dapat dimanfaatkan untuk membantu persalinan. Namun, fakta bahwa AI berpotensi membantu persalinan tidak dapat ditampik.
Sumber video
Video yang beredar di Facebook bersumber dari dua video berbeda.
Dengan menggunakan reverse image Yandex, video rahim artifisial ditemukan di kanal YouTube Antony Work, yang diunggah pada 27 Februari 2022.
Video robot dan rahim artifisial itu ilustrasi semata. Melalui deskripsi kanalnya, dijelaskan bahwa pemilik akun itu tertarik dengan robotika, sejarah, dan sains. Dia mengaku sering menulis cerita fantasi, yang dia tampilkan di kanalnya sejak 2020.
Video lainnya, bersumber dari akun Facebook Hashem Al-Ghaili yang diunggah pada 4 Juli 2021.
Video yang dia unggah menampilan animasi perkembangan manusia, mulai dari sperma, janin, hingga menjadi bayi.
Kesimpulan
Ada yang perlu diluruskan dari video menarasikan teknologi bayi tabung dengan rahim artifisial.
Peneliti di China mengembangkan rahim AI, tetapi dilakukan pada hewan. Penelitian menggunakan embrio manusia berusia lebih dari dua minggu dilarang oleh hukum internasional.
Video yang beredar merupakan gabungan dari dua video berbeda, tentang ilustrasi robot yang menggantikan rahim dan animasi perkembangan janin.
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/01/04/080800882/-klarifikasi-teknologi-bayi-tabung-dengan-rahim-artifisial