Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

EKSKLUSIF Rexy Mainaky - Kalau Dengar Juara Olimpiade, Reaksi Orang Berbeda...

Kompas.com - 19/07/2021, 06:35 WIB
Farahdilla Puspa,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Bulu Tangkis dan Tradisi Emas Olimpiade, Lanjutkan Indonesia Bisa!

Wawancara Eksklusif Jurnalis Kompas.com Farahdilla Puspa bersama Legenda Bulu Tangkis Indonesia Rexy Mainaky

KOMPAS.com – Rexy Mainaky. Ya, sosok ini adalah salah satu legenda bulu tangkis Indonesia yang membawa harum Merah Putih pada berbagai ajang, termasuk di event besar Olimpiade.

Bersama pasangannya Ricky Subagja di sektor ganda putra, Rexy Mainaky sukses meraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996.

"Guratan tinta emas" tersebut mereka raih setelah menuntaskan perjuangan, baik mental maupun fisik, dengan mengalahkan wakil Malaysia Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock.

Bagaimana tidak, dalam partai puncak itu, Ricky/Rexy sempat kalah lebih dulu pada gim pertama dengan skor 5-15.

Namun, Rexy dan Ricky tak patah arang, terus berjuang. Jatuh bangun, mereka pun bisa membalikkan keadaan hingga akhirnya menang 5-15, 15-13, dan 15-12 atas Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock. Luar biasa...   

Atas hasil itu, Ricky/Rexy pun berhasil melanjutkan raihan medali emas bulu tangkis Olimpiade setelah tunggal putra Alan Budikusuma dan tunggal putri Susy Susanti mengawalinya di Barcelona 1992.

Baca juga: Kisah Lucu Rexy Mainaky Saat Bawa Ganda Putra Malaysia Juara All England 2007  

Kini, jelang Olimpiade Tokyo 2020, Rexy Mainaky, yang kini melatih tim bulu tangkis Thailand, mengungkap pengalamannya tampil pada ajang prestisius empat tahunan itu, mulai dari persiapan hingga lawan terberatnya.

Dalam wawancara khusus bersama Kompas.com, legenda kelahiran 9 Maret 1968 itu juga buka suara soal peluang ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada Olimpiade Tokyo 2020.

Berikut wawancara Kompas.com bersama Rexy Mainaky, Selasa (29/6/2021):

1. Apa tantangan terbesar atau tersulit bagi pebulu tangkis saat tampil pada Olimpiade dan bagaimana cara mengatasinya?

Ketika masih menjadi pemain, saya pertama tampil di Olimpiade ialah pada 1992, lalu menjadi atlet yang diharapkan untuk meraih medali emas di Olimpiade 1996 (juara).

Saya merupakan juara bertahan saat Olimpiade 2000, tetapi memang kala itu persaingan sudah mulai banyak, dengan munculnya pemain muda yang bagus, seperti Tony Gunawan, Candra Wijaya, dan pemain-pemain Korea yang berkembang begitu pesat.

Hingga saya menjadi pelatih dan mendampingi atlet-atlet di Olimpiade, yang saya lihat, event ini menjadi impian atlet, pelatih, asosiasi, bahkan negara. Karena itu, Olimpiade dinantikan seluruh atlet dunia dan hanya punya kesempatan empat tahun sekali.

Jadi, Ini bukan masalah teknik, skill, dia pemain nomor satu dunia, atau dia didampingi pelatih hebat. Tantangan paling besar itu bagaimana atlet mempersiapkan dirinya dalam setiap aspek, terutama mental. Psikologisnya itu harus diutamakan.

Kalau saya bilang, skill dan teknik itu hanya 10 persen dari persiapan, yang paling penting itu cara berpikir sang atlet. Hal-hal seperti itu yang menjadi tantangan terbesar, tak hanya bagi atlet, tetapi juga pelatih.

Karena yang saya bilang tadi, ini adalah penantian atlet, pelatih, bahkan asosiasi dan negara. Jadi, hal-hal yang datang itu tak terduga. Tiba-tiba pelatih diberikan beban, ada pelatih yang memberikan over training, ada pelatih yang memberikan sesuatu yang membuat atlet ragu. Itu yang harus diatasi.

Ini adalah kesempatan empat tahun sekali untuk membuktikan bisa membawa medali di Olimpiade. Kami pergi mempertaruhkan harkat dan martabat bangsa kami. Yang paling besar itu hal-hal mental dan tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana pelatih memberikan latihan yang membuat kepercayaan diri atlet meningkat.

Saya rasa hal-hal yang paling menonjol itu saja. Untuk mengatasi itu, bagaimana kami membentuk suasana latihan. Memang kami tahu tujuan kami ke Olimpiade. Seperti ketika menyetir mobil, kita tahu tujuan kita ke mana. Namun, di samping itu banyak halangan seperti lapar dan mengantuk.

Nah, bagaimana kita merencanakan suasana itu. Nanti saya berhenti dulu, saya akan istirahat dulu sebentar. Jadi, istilahnya bagaimana pelatih dan pemain harus memiliki kreativitas masing-masing untuk mengatasi suasana agar bisa menjalani latihan dengan tidak stres dan merasa tekanan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih 'Panas' dari Sang Gajah...

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih "Panas" dari Sang Gajah...

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Liga Indonesia
PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Fokus STY Hadapi Tantangan Suhu, Psikologis, dan Lapangan

Indonesia Vs Guinea, Fokus STY Hadapi Tantangan Suhu, Psikologis, dan Lapangan

Timnas Indonesia
PSG Vs Dortmund, Cara Hentikan Kecepatan Kylian Mbappe...

PSG Vs Dortmund, Cara Hentikan Kecepatan Kylian Mbappe...

Liga Champions
Piala Asia U17 Putri 2024,  Tekad Claudia Scheunemann Tampil Lebih Baik Lagi

Piala Asia U17 Putri 2024, Tekad Claudia Scheunemann Tampil Lebih Baik Lagi

Timnas Indonesia
Nasib Belum Jelas meski Arema FC Tetap di Liga 1, Widodo Beri Pesan Manajemen

Nasib Belum Jelas meski Arema FC Tetap di Liga 1, Widodo Beri Pesan Manajemen

Liga Indonesia
Pemain Malaysia Faisal Halim Terancam Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Pemain Malaysia Faisal Halim Terancam Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Internasional
Reaksi Satoru Mochizuki Usai Timnas U17 Putri Indonesia Kalah dari Filipina

Reaksi Satoru Mochizuki Usai Timnas U17 Putri Indonesia Kalah dari Filipina

Timnas Indonesia
Kata Ricky Soebagdja soal Perjuangan dan Pencapaian Tim Thomas-Uber Indonesia

Kata Ricky Soebagdja soal Perjuangan dan Pencapaian Tim Thomas-Uber Indonesia

Badminton
Championship Series Bali United Vs Persib, Menggugah Tren Buruk Maung

Championship Series Bali United Vs Persib, Menggugah Tren Buruk Maung

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com