KOMPAS.com - Pebulu tangkis ganda putra nomor satu Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, menolak disebut sebagai pasangan terbaik di dunia.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sudah mencicipi berbagai gelar juara bergengsi sejak mulai dipasangkan pada 2015.
Pasangan ganda putra yang kerap disebut Minions itu memenangi dua titel All England (2017 dan 2018), medali perak Kejuaraan Asia 2019, juara BWF World Tour Finals 2017, serta serangkaian trofi turnamen BWF World Tour lainnya.
Tahun lalu, Marcus/Kevin sukses mengumpulkan delapan trofi turnamen BWF World Tour termasuk dua ajang berlevel Super 1000 yakni Indonesia Open dan China Open.
Baca juga: Marcus/Kevin dkk Berpeluang Tampil di BWF World Tour Finals Tahun Ini
Selain pencapaian Marcus/Kevin tadi, mereka juga berhasil mengumandangkan lagu Indonesia Raya pada final bulu tangkis perorangan di Asian Games 2018.
Marcus/Kevin kala itu mengalahkan kompatriotnya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto pada pertandingan yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8/2018).
Marcus/Kevin menang setelah melakoni rubber game dengan skor 13-21, 21-18, dan 24-22.
Prestasi-prestasi itu membuat Marcus/Kevin menjadi ganda putra nomor satu dunia sejak September 2017.
Sebutan sebagai ganda putra terbaik di dunia pun disematkan kepada Marcus/Kevin.
Akan tetapi, Marcus/Kevin menilai perjalanan mereka masih jauh untuk disebut sebagai yang terbaik.
"Kalau dibilang yang terbaik belum karena sebelum kami masih ada pasangan yang lebih bagus," kata Marcus dilansir BolaSport dari Olympic Channel.
"Saya dan Kevin masih harus banyak belajar. Kami tidak mau cepat puas," lanjut pemain berusia 29 tahun itu.
Sementara itu, Marcus/Kevin kini sedang membidik medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Baca juga: BWF Batalkan Kejuaraan Dunia Junior 2020
Menurut Kevin Sanjaya Sukamuljo, memenangi Olimpiade adalah hal yang ia cita-citakan sejak lama, tepatnya pada 2008.
Ia terinspirasi kesuksesan Markis Kido/Hendra Setiawan yang saat itu meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008.
"Saya masih 13 tahun saat menonton Markis/Hendra juara. Saat itu saya menonton pertandingannya di klub," kata Kevin.
"Karena itulah saya juga ingin mendapatkan gelar Olimpiade. Apalagi, titel itu luar biasa," ucapnya. (Lariza Oky Adisty)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.