KOMPAS.com - Situasi pandemi virus corona (Covid-19) yang belum mereda di berbagai negara dunia kembali mengancam ajang olahraga bulu tangkis, yakni All England Open 2021.
Turnamen bulu tangkis tertua di dunia itu dikabarkan terancam batal diselenggarakan pada 2021.
Hal itu diungkap langsung oleh Adrian Christy selaku Chief Executive Badminton England.
Melansir dari BBC, Pemerintah Inggris awalnya berniat melonggarkan aturan perihal larangan bagi penonton untuk hadir mulai Oktober mendatang.
Namun, meningkatnya kasus Covid-19 membuat pejabat Negeri Ratu Elizabeth tersebut mengurungkan niat mereka tersebut.
Baca juga: BWF Belum Tentukan Tanggal Pengganti Piala Thomas dan Uber
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, bahkan mengatakan bahwa pembatasan ini masih akan berlangsung selama enam bulan ke depan, atau hingga Maret 2021.
Situasi ini menghadirkan ancaman bagi All England Open yang umumnya digelar pada bulan Maret.
Badminton England, selaku otoritas bulu tangkis di Inggris, mengaku tidak mampu menanggung kerugian untuk melangsungkan turnamen secara tertutup.
Adrian Christy selaku Chief Executive Badminton England, mengaku pihaknya telah mengalami kerugian finansial besar akibat pandemi Covid-19.
"We are now looking at a real possibility of the @YonexAllEngland not taking place for the first time since World War II," - read Chief Exec @adrianchristy statement calling for Government support https://t.co/6mAVUyKPoC pic.twitter.com/2OihWiR2tv
— ???? Yonex All England Badminton Championships ???? (@YonexAllEngland) September 28, 2020
"Kami kami harus mempersiapkan diri untuk fakta bahwa tidak ada penggemar yang bisa hadir apabila situasi tidak membaik selama enam bulan ke depan," kata Adrian Christy.
Baca juga: BREAKING NEWS - Piala Thomas dan Uber 2020 Resmi Ditunda
"Prioritas nomor satu saya adalah keberlanjutan Badminton England, terutama saat ini, dan All England Open adalah bagian terbesar dari perekonomian kami."
"Kami sudah kehilangan banyak pemasukan karena Covid-19. Tanpa penonton, kerugian kami akan bertambah menjadi 1,75 juta pound untuk tahun anggaran saat ini."
Adrian Christy menambahkan bahwa pihak Badminton England telah mengajukan bantuan dana sebesar 1 juta poundsterling atau sekitar Rp 19 miliar, kepada Pemerintah Inggris.
"Saya meminta pemerintah untuk memberikan bantuan demi melindungi All England Open dan meringankan beban terhadap salah satu olahraga yang paling banyak diikuti di negara ini."
All England Open merupakan turnamen bulu tangkis tertua.
Baca juga: Survei Nielsen Pastikan Badminton Jadi Olahraga Terpopuler di Indonesia, Kalahkan Sepak Bola
Pertama kali dilangsungkan pada 1989, All England Open rutin digelar setiap tahun hingga edisi ke-110 pada pertengahan Maret lalu.
Sepanjang sejarah, All England Open hanya dihentikan karena perang dunia yaitu pada 1915 sampai 1919 (Perang Dunia I) dan 1940 sampai 1946 (Perang Dunia II). (Ardhianto Wahyu Indraputra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.