KOMPAS.com - Keberhasilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjuarai Olimpiade Rio 2016 rasanya tak bisa dilupakan begitu saja, bahkan setelah empat tahun berlalu.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang gagal membawa medali pada Olimpiade London 2012 memilih melupakan mimpi buruk itu.
Mereka kemudian kembali fokus mempersiapkan diri untuk pesta olahraga terbesar dunia di Rio de Janeiro 2016.
Pasangan ganda campuran yang dijuluki Owi/Butet itu perlahan move on dari kegagalannya dengan meraih sejumlah gelar prestisius.
Setahun sejak Olimpiade London 2012, Tontowi/Liliyana menjuarai turnamen bergengsi All England 2013, sejumlah gelar super series, dan juara dunia.
Baca juga: 2 Pebulu Tangkis Putri yang Kualitasnya Mendekati Liliyana Natsir
Pada 2014, Owi/Butet sukses mencetak hattrick juara All England. Pada dua edisi sebelumnya, mereka juga berhasil berdiri di podium tertinggi.
Tontowi/Liliyana juga masih berhasil mendulang prestasi di turnamen super series (sekarang BWF World Tour).
Namun, performa keduanya mengalami penurunan pada akhir 2014 dan puncaknya pada 2015.
Meski masih menjuarai Indonesia Masters dan Kejuaraan Asia, tahun 2015 termasuk ke dalam masa gelap bagi Tontowi/Liliyana.
Dihimpun dari BWF, Tontowi/Liliyana gagal meraih satu pun gelar super series, dengan enam di antaranya digagalkan oleh rival berat mereka, Zhang Nan/Zhao Yunlei (China).
Zhang Nan/Zhao Yunlei juga menjadi batu sandungan Tontowi/Liliyana saat berburu gelar Indonesia Open 2015 di Istora Senayan.
Zhang/Zhao yang saat itu unggulan teratas mengalahkan Tontowi/Liliyana di semifinal.
Baca juga: Pesan Liliyana Natsir bagi Atlet Muda: Jangan Menyerah di Tengah Jalan
Memasuki 2016, performa mereka belum juga membaik. Menjelang Olimpiade, Tontowi/Liliyana hanya berhasil meraih satu gelar juara super series, yakni Malaysia Open.
Hasil tersebut tak pelak membuat banyak orang kehilangan kepercayaan dan meragukan Tontowi/Liliyana bisa membawa pulang medali emas Olimpiade 2016.
Wajar, Tontowi/Liliyana saat itu adalah pasangan ganda campuran terbaik yang Indonesia miliki.