KOMPAS.com - Kehadiran Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan di pelatnas PBSI memiliki arti penting, baik dalam hal prestasi maupun proses regenerasi atlet bulu tangkis Tanah Air.
Pentingnya kehadiran Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan dibuktikan dengan keberhasilan mereka dalam menerjang badai degradasi di pelatnas PBSI.
Pada Jumat (28/1/2022), PBSI selaku induk bulu tangkis tanah air secara resmi merilis pengumuman terkait promosi dan degradasi di pelatnas.
Melalui pengumuman tersebut diketahui bahwa Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan yang berpasangan di sektor ganda putra masih menjadi bagian dari pelatnas PBSI 2022, tepatnya sebagai pemain latih tanding untuk ganda putra.
The Daddies, julukan Ahsan/Hendra, bertahan di pelatnas saat sejumlah atlet kenamaan lain seperti pasangan Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti harus tersingkir akibat degradasi.
Pelatih ganda campuran PBSI, Nova Widianto, menjelaskan adanya empat parameter utama yang menjadi pertimbangan dalam proses degradasi di pelatnas.
Salah satu parameter yang menjadi pertimbangan adalah penurunan prestasi dalam satu atau dua tahun terakhir.
"Ada beberapa parameter salah satunya prestasi satu dua tahun terakhir ini. Kedua usia, ketiga berapa tahun sudah di pelatnas, dan keempat ada karakter juga," kata Nova dalam konferensi pers yang turut dihadiri Kompas.com secara virtual pada Jumat (28/1/2022).
Ahsan/Hendra yang terbilang sangat senior di pelatnas PBSI berhasil melalui keempat parameter tersebut. Mereka bertahan meski dalam daftar atlet pelatnas 2022 tertulis dengan keterangan "sparring".
Lewat penjelasan Rionny Mainaky itulah diketahui bahwa kehadiran Ahsan/Hendra di pelatnas PBSI memiliki arti penting.
Berdasarkan penjelasan Rionny Mainaky, Ahsan/Hendra diperlukan untuk menjadi role model atau panutan bagi atlet-atlet muda di pelatnas PBSI.
Menurut Rionny Mainaky, Ahsan/Hendra memiliki kedisiplinan dan kemauan kuat yang patut dicontoh oleh para pebulu tangkis muda.
"Ahsan/Hendra sangat kami butuhkan, karena mereka jadi model untuk pelatnas," kata Rionny Mainaky.
"Mereka disiplin, rajin, dan yang paling bagus saat bertanding, kemauan mereka di umur segini untuk bisa menunjukkan prestasi," ujar Rionny Mainaky sambil menyinggung semangat Ahsan/Hendra yang tetap terjaga meski tidak berusia muda lagi.
Kehadiran Ahsan/Hendra kemudian bisa dimaknai sebagai salah satu kunci untuk menyukseskan regenerasi di pelatnas PBSI.
"Itu bagus untuk pemain-pemain muda kita, bisa jadi gambaran untuk mereka," ucap Rionny Mainaky menambahkan.
Saat ini, Mohammad Ahsan (34 tahun) dan Hendra Setiawan (37) masih menjadi ganda putra terbaik kedua di dunia.
Mereka berada di bawah sesama ganda putra Indonesia, yakni Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, yang awet menempati posisi teratas.
Di usia yang tidak muda lagi, Ahsan/Hendra tak mengendurkan semangat untuk terus mengukir prestasi di level internasional.
Terakhir, mereka mampu mencapai partai puncak India Open 2022 dan menjadi runner-up setelah takluk dari wakil tuan rumah, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.
https://www.kompas.com/badminton/read/2022/01/29/04300048/arti-penting-kehadiran-ahsan-hendra-di-pelatnas-pbsi--menerjang