KOMPAS.com - Bersama Apriyani Rahayu, Greysia Polii sukses memenuhi mimpi yang dikejarnya sejak 20 tahun lalu, yakni mencetak sejarah sebagai pasangan ganda putri pertama Indonesia peraih medali emas Olimpiade.
Duet Greysia Polii/Apriyani Rahayu menorehkan sejarah itu setelah berhasil merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Ganda putri andalan Indonesia itu merebut medali emas seusai mengalahkan wakil China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, pada pertandingan final Olimpiade Tokyo 2020, Senin (2/8/2021).
Greysia/Apriyani menang dengan skor 21-19, 21-15 setelah bertanding selama 55 menit di Lapangan 1 Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang.
Dengan kemenangan ini, Greysia/Apriyani pun menjadi pasangan ganda putri pertama Indonesia yang sukses meraih medali emas Olimpiade.
Sebelumnya, Indonesia telah berhasil mengoleksi tujuh medali emas Olimpiade dari cabor badminton badminton, tetapi tidak ada yang berasal dari nomor ganda putri.
Tujuh keping medali emas Olimpiade itu diraih dari nomor tunggal putri (Susi Susanti), tunggal putra (Alan Budi Kusuma dan Taufik Hidayat), ganda putra (Rexy Mainaky/Ricky Subagja, Tony Gunawan/Candra Wijaya, dan Hendra Setiawan/Markis Kido), serta ganda campuran (Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir).
Sejak 20 tahun lalu, Greysia Polii telah bertekad untuk memecahkan sejarah dengan merebut medali emas Olimpiade dari nomor ganda putri.
"20 tahun yang lalu, ketika saya berusia 13 tahun, saya tahu Indonesia belum membuat sejarah di ganda putri dan saya bersabar," kata Greysia seusai memenangi medali emas Olimpiade Tokyo 2020, dalam rilis yang diterima Kompas.com.
"Saya tahu saya dilahirkan untuk menjadi pemain bulu tangkis dan saya memiliki keyakinan bahwa saya ingin membuat sejarah di bidang ini."
"Tuhan telah memberi saya mimpi dan keyakinan di hati saya bahwa saya memilih ini."
Greysia Polii menyadari, mimpi untuk mempersembahkan medali emas bagi Indonesia dari nomor ganda putri memang tidak mudah diwujudkan.
Namun, dia terus bersabar dan tekun untuk mewujudkan ambisinya, yakni merebut medali emas ganda putri di Olimpiade demi Indonesia.
"Ketika orang berkata 'Anda tidak akan berhasil, Indonesia tidak memiliki sejarah di ganda putri'. Tentu saja China dan Korea kuat di lapangan," ujar Greysia.
"Lalu kita semua tahu apa yang terjadi di London 2012, saya bangkit di Rio 2016, tetapi belum juga berhasil mendapat medali."
"Namun, saya tetap sabar dan berkomitmen. Dibutuhkan komitmen untuk meraih mimpi dan emas," tutur Greysia menambahkan.
https://www.kompas.com/badminton/read/2021/08/02/16512448/kisah-greysia-polii-wujudkan-mimpi-jadi-ganda-putri-pertama-indonesia