Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bantuan Atlet Turki ke Kontingen Indonesia Saat Ditahan Otoritas Turki

Hal tersebut disampaikan oleh dua anggota kontingen Merah Putih di All England 2021 yakni Praveen Jordan dan Greysia Polii dalam sesi wawancara di program Kamar Rosi KOMPAS TV, Rabu (24/3/2021).

Lebih rinci, Yigit dan pelatihnya membantu tim Indonesia yang sempat terkendala komunikasi dengan petugas bandara sehingga ditahan dari masuk pesawat.

Adapun kejadian tersebut terjadi saat tim Indonesia kebetulan berangkat bersama kontingen Turki dalam penerbangan transit dari Istanbul menuju Birmingham, Inggris, Sabtu (13/3/2021) lalu.

"Jadi kami di Turki itu memang sudah mau boarding, tapi tidak bisa karena kami harus ada Covid Payment gitu," ujar Praveen Jordan.

"Jadi, mulailah dari situ, kok ini mau berangkat ke Birmingham susah. Kayaknya ada aja gitu kejadian."

Kemudian, Greysia Polii melanjutkan bahwa Yigit dan sang pelatih membantu mereka mengatasi permasalahan dengan petugas bandara tersebut.

"Ditolongin sama atlet Turki yang satu pesawat kita juga," tambah Greysia Polii.

"Katanya kami enggak boleh masuk ke pesawat dulu. Jadi, tim Indonesia ditahan dulu, mungkin PCR-nya tidak berlaku karena sudah 24 jam."

"Namun, kami ditolong atlet turki, akhirnya lolos ke Inggris. Mungkin karena mereka bantu komunikasi dengan pihak bandaranya."

"Tim medis kami sudah jelaskan dengan Bahasa Inggris, tapi mungkin komunikasinya kurang lancar karena petugas Turki kurang mengerti apa yang kami sampaikan."

"Akhirnya ada atlet Turki dan pelatihnya yang bantu menjelaskan bahwa kami adalah rombongan tim All England dan sudah ada surat perzinan dari Inggris dan BWF."

"Kami tertolong. Jadi, kami berterima kasih dengan dengan atlet dan pelatih Turki. Namun, sedihnya mereka juga harus ikut diskualifikasi bareng kami," tandasnya.

Seperti yang disinggung Greysia, kejadian tersebut menjadi awal tim Indonesia dan Turki dipaksa mundur dari All England yang bergulir 17-21 Maret 2021.

Sangat disayangkan bahwa mereka berada dalam pesawat sama dengan seorang yang akhirnya terdeteksi positif Covid-19.

Greysia dkk pun mendapat e-mail dari otoritas kesehatan di Inggris (NHS) untuk menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sesuai regulasi yang berlaku.

Namun, hanya tim Indonesia yang dipaksa mundur pada Kamis (18/3/2021) dini hari WIB.

Hal ini menjadi pertanyaan mengapa Neslihan Yigit dan sang pelatih tidak turut mundur walau mereka satu penerbangan dengan kontingen Indonesia?

Yigit, yang sempat dijadwalkan main pada ronde laga-laga hari Kamis, baru mengundurkan diri setelah sang pebulu tangkis melapor ke BWF dan pihak panitia pada Kamis pagi bahwa dirinya turut mendapat surel dari NHS.

Terkait hal ini, tim Indonesia tidak menyalahkan sang atlet.

Mereka hanya ingin mengetahui kebenaran agar BWF dapat berperilaku adil kepada semua peserta turnamen bulu tangkis tertua dunia tersebut.

"Sebenarnya kami lebih tekankan ke pihak All England. Jadi, maksudnya bukan ke soal atlet Turki," kata Praveen Jordan yang merupakan pasangan ganda campuran Melati Daeva Oktavianti.

"Namun, alasan dia main kenapa? Kok kami enggak dikasih kesempatan juga kayak dia. Jadi, kami lebih protes ke aturan daripada atletnya."

Tim bulu tangkis Indonesia sendiri dapat pulang lebih cepat dan sudah tiba di Jakarta sejak Senin (22/3/2021).

Hal tersebut tak terlepas dari upaya Menpora, PBSI, dan KBRI di London yang bersinergi untuk memperjuangkan kepulangan tim Indonesia lebih cepat dari Inggris.

Meski gugur dari All England dengan cara yang pahit, tim Indonesia pulang dengan aman dan bermartabat.

https://www.kompas.com/badminton/read/2021/03/25/13100048/bantuan-atlet-turki-ke-kontingen-indonesia-saat-ditahan-otoritas-turki

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke