Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menalar Multi Nilai

Kompas.com - 23/05/2024, 16:22 WIB
Jaya Suprana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

PENGUIN Dictionary of Mathematics susunan matematika-logikawan, David Nelson sengaja atau tidak sengaja menempatkan ulasan makna Three-Valued Logic langsung berurutan setelah Three-Body Problem sebagai bukti-ulang bahwa pada hakikatnya memang metamatika mustahil lepas dari kemelekatan diri pada logika serta sebaliknya.

Meski sebenarnya malu, secara malumologis saya pura-pura tidak malu mengakui kenyataan daya logika saya sangat dangkal, maka terbatas sehingga mustahil mampu memahami apa yang disebut sebagai three-valued logic (yang saya nekad terjemahkan sebagai nalar tiga nilai) melalui jalur pembuktian, sistem serta penerapan.

Sebenarnya saya hanya merasa sedikit agak paham tentang apa kata para ilmuwan tentang sejarah logika tiga nilai yang konon perdana digagas oleh logikawan Polandia, Jan Lukasiewicz pada 1920, dengan intensi menambahkan nilai kebenaran ke tiga setelah benar dan tidak benar.

Pada hakikatnya geliat sukma kelirumologis built-in tersurat di dalam gagasan Lukasiewicz tentang three-valued logic yang kemudian berkembang menjadi multi-valued logic.

Esensial sejajar pendekatan Lukasiewicz adalah gagasan dasar tentang tambahan derajat kebenaran yang digagas oleh matematikawan Amerika Serikat, Emil Leon Post yang kemudian secara terpisah dilanjutkan oleh Kurt Goedel dalam mencoba memahami nalar intuisionistis yang terkandung pada multi derajat terkandung pada apa yang disebut sebagai kebenaran.

Alhasil dari penalaran Goedel lahirlah anak-cucu serta sanak-keluarga pemikiran logika yang meyakini bahwa logika intuisionistik tidak memiliki karakterisik matriks logika dengan derajat kebenaran terbatas dua belaka.

Tampaknya Polandia memang kaya raya dengan para logikawan. Stanislaw Jaskowski kemudian mendekonstruksi matriks logika dengan derajat kebenaran infinitas alias tak terbatas, meski sudah barang tentu gagal atau minimal tidak berhasil memuaskan segenap pihak yang tertarik pada multi valued logics.

Dasawarsa ke tujuh abad XX diwarnai pengembangan Nalar Multi Nilai secara lebih terfokus pada bidang sains komputer yang kemudian diformulasikan oleh para pakar sebagai fuzzy sets serta ekstensi penting dari MVL (Multi Value Logic) berdasar catatan inferens dan ekorisasi dalam aplikasi Pavelka.

Pada 1980-an, fuzzy sets dan para aplikasinya tetap bertengger sebagai top hit topic yang menjadi landasan teoritikal metode yang meliputi riset aplikasi MVL pada teori fuzzy set, investigasi detail terhadap struktur aljabarika terkait sistem-sistem MVL, studi graded notions of entailment dan investigasi isyu kompleksitas beragam masalah dalam sistem MVL yang kesemuanya komplementar terhadap teori pembuktian, beragam aplikasi artificial intelligence dan studi terperinci terhadap “infinite valued systems based on t-norms” yang kini dikenal sebagai matematikal fuzzy logics.

Jelas pengetahuan dangkal terhadap nalar multi nilai yang saya miliki secara sangat terbatas sama sekali tidak mencukupi untuk mampu membahas apalagi mengungkap nalar multi nilai yang terlalu sangat multi kompleks sekaligus multi aspek maka multi tafsir tanpa batas maksimal maupun minimalnya.

Maka mohon dimaafkan bahwa naskah sederhana ini hanya mampu mengajak para pembaca terbatas para ikhtiar menyadari eksistensi nalar multi nilai tanpa mampu menjelaskan makna nalar multi nilai itu sendiri pada semesta jagad raya, madya dan cilik serba tak-terhingga alias infinitas ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com