KOMPAS.com - Makan siang gratis merupakan salah satu program pasangan calon presiden dan calon wakil presdien (capres-cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Rencananya, program ini akan mulai direalisasikan tahun depan secara bertahap, jika memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, anggaran program makan siang gratis sekitar Rp 15.000 per anak.
Nantinya, program makan siang gratis akan menyasar balita, siswa sekolah, dan ibu hamil.
"Per anak kira-kira Rp 15.000," kata Airlangga, dikutip dari Antara, Senin (26/2/2024).
Dengan anggaran Rp 15.000, apakah makan siang gratis bisa memenuhi nilai gizi?
Baca juga: Begini Strategi Prabowo-Gibran Wujudkan Program Makan Siang Gratis
Ahli gizi dari IPB University Anna Vipta Resti Mauludyani menilai, alokasi besaran uang makan siang gratis sebesar Rp 15.000 dinilai cukup untuk menu makanan yang bergizi untuk anak-anak sekolah.
Hal ini merujuk pada hasil studi World Food Programme (WFP) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2017 yang menyebutkan bahwa biaya makanan bergizi sehari Rp 14.000 untuk ibu menyusui dan remaja putri.
"Sementara itu, biaya untuk anak 12-23 bulan dan orang dewasa laki-laki lebih rendah dari angka tersebut," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/2/2024).
Menurutnya, besaran biaya Rp 14.000 tersebut sudah mencakup nasi, tahu, tempe, telur, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran.
Karena itu, biaya Rp 15.000 yang dianggarkan mampu menyediakan makan siang gratis dengan makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan sayur, serta bisa ditambah buah.
Baca juga: Menilik Program Makan Siang Sekolah di Jepang yang Dirintis sejak 1889
Dokter gizi komunitas dari Dr Tan & Remanlay Institute, Tan Shot Yen mengatakan, alokasi makan siang gratis Rp 15.000 per anak harus memenuhi konsep "isi piringku" yang terdiri dari makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah-buahan.
Menurutnya, anggaran Rp 15.000 sudah cukup untuk memenuhi target "isi piringku", terutama jika diolah dengan baik.
"Pakai bahan pangan lokal saja. Jadi gak kepentok biaya transportasi, kartel, calo pangan, dan lainnya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/2/2024).
Ia mengingatkan agar program pencegahan stunting tepat sasaran, yakni menyasar anak di bawah 5 tahun.