Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Gunung Merbabu, Dugaan Penyebab, Dampak, dan Upaya Pemadaman

Kompas.com - 29/10/2023, 17:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebakaran terjadi di kawasan hutan pinus lereng gunung Merbabu, tepatnya di Dusun Sukowolu, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Titik api pertama kali diketahui warga pada Jumat (27/10/2023) pukul 09.00 WIB.

Plt Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Nurpana Sulaksono mengatakan, luas lahan yang terbakar hingga kini mencapai hampir 500 hektar tepatnya 489 hektar.

"Terpantau masih terdapat 18 hotspot dengan kategori tinggi di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu," kata Nurpana saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (29/10/2023).

Karena kondisi di lapangan yang cukup kering dan angin kencang, ia menyebutkan kebakaran terus merambat mencapai ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Baca juga: 400 Hektare Lahan di Gunung Merbabu Terbakar, Pemadaman Bakal Gunakan Water Bombing

Dugaan penyebab kebakaran masih didalami

Nurpana mengatakan, pihaknya hingga kini masih mendalami dugaan penyebab kebakaran tersebut.

Sementara itu, salah seorang warga bernama Santosa mengatakan, penyebab kebakaran diduga karena ranting yang mengering saling bergesekan.

"Kemungkinan karena ranting-ranting pohon yang mengering dan efek cuaca panas, saling gesekan," kata Santoso, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (27/10/2023).

Hal ini kemudian diperburuk dengan angin kencang yang membuat api meluas dengan cepat.

Menurutnya, api pertama kali berasal dari daerah Sokowulu dan terus merambat ke atas di wilayah Gedong.

Pihak TNGM berfokus pada upaya pemadaman kebakaran hutan agar tidak semakin meluar.

Nurpana menjelaskan, jalur pendakian gunung Merbabu dihentikan sementara sementara sejak Sabtu siang hingga waktu yang belum ditentukan.

Baca juga: Gunung Merbabu Kebakaran, Pendakian Ditutup Sementara

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com