KOMPAS.com - Terjadi peningkatan angka penderita penyakit seksual menular sifilis di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Diberitakan Kompas.com Kamis (25/5/2023), peningkatan itu diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY Setyarini Hestu Lestari.
"Kasusnya memang meningkat," ujar dia.
Pada 2020, terjadi sebanyak 67 kasus sifilis. Jika dirinci, pengidap laki-laki sebanyak 43 dan perempuan 24 kasus.
Pada 2021, kasus sifilis ada sebanyak 141. Rinciannya, terdapat 113 pengidap laki-laki dan 28 perempuan.
Kemudian, pada 2022, terdapat 333 kasus sifilis di DIY, dengan rincian 267 pengidap laki-laki dan 66 perempuan.
Pada 2023 hingga triwulan pertama, angka sifilis tercatat diidap 71 laki-laki dan 8 perempuan.
Baca juga: Ramai soal Bercak di Kulit Jadi Tanda Penyakit Sifilis, Apa Bedanya dengan Penyakit Kulit Biasa?
Lantas, apa penyebab dan gejala sifilis?
Dilansir dari laman yankes.kemkes, penyebab sifilis adalah bakteri Treponema pallidum yang berbentuk spiral.
Bakteri itu dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil, lecet, ruam pada kulit, atau melalui selaput lendir, yaitu jaringan dalam mulut atau kelamin.
Penularan sifilis lebih banyak diakibatkan oleh berhubungan seksual dengan penderita infeksi.
Selain hubungan seksual, penyebaran bisa terjadi melalui kontak fisik dengan luka di tubuh penderita, atau menular dari ibu ke janin saat kehamilan atau persalinan.
Baca juga: Gejala Sifilis, Infeksi Menular Seksual yang Mulai Marak di Indonesia
1. Sifilis primer
Gejala yang muncul berupa luka kecil di kulit yang tidak terasa sakit.
Luka tersebut timbul karena masuknya bakteri ke dalam tubuh, biasanya di sekitar kelamin.