Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Polisi Pukul Mundur Mobil yang Ngeblong Saat Jalan Macet, Warganet Ikut Geram: Dia Kira Jalan Itu Punya Bapaknya!

Kompas.com - 28/04/2023, 12:30 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan anggota polisi dengan mengendarai sepeda motor dinas memukul mundur pengemudi mobil yang ngeblong atau mengambil jalur saat jalan macet viral di media sosial.

Video itu diunggah akun Instagram @tkpmedan pada Kamis (27/4/2023).

"Polisi pukul mundur mobil yang seenaknya ngambil jalur. TKP Deliserdang," demikian keterangan yang dituliskan pengunggah.

Baca juga: Viral, Video Anak Kecil Kursus Mengemudi Mobil di Samarinda, Polisi: Kita Berikan Surat Teguran Keras

Dalam video, tampak anggota berpakaian polisi lalu lintas atau polantas mengendarai sepeda motor berpelat nomor dinas kepolisian secara perlahan memukul mundur mobil yang mencoba ngeblong.

Pengemudi mobil berpelat nomor BK 1120 IK itu pun bergegas memundurkan kendaraannya. Dari arah sebaliknya, tampak kemacetan yang terjadi di jalan tersebut.

Hingga Jumat (28/4/2023) siang, unggahan video tersebut telah disukai lebih dari 1.000 kali dan dikomentari puluhan kali oleh warganet di Instagram.

Baca juga: Viral, Video Bentor Tiba-tiba Nyeberang Tertabrak Mobil di Situbondo, Polisi Dalami Penyebabnya

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh TKP MEDAN (@tkpmedan)

Baca juga: Viral, Video Pemotor Terobos Iring-iringan Mobil Presiden hingga Nyaris Tertabrak, Polisi: Di Dalamnya Kosong

Lantas, bagaimana penjelasan polisi?

Penjelasan Polda Sumut

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Utara, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Hadi Wahyudi membenarkan adanya kejadian tersebut.

Adapun kejadian terjadi di jalur Berastagi, Sumatera Utara pada Kamis (27/4/2023).

"Iya, itu kejadian kemarin saat padatnya jalur Berastagi," ujar Hadi ketika dihubungi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat siang.

Hadi menjelaskan, anggota tersebut berasal dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes Medan.

Saat itu, ia sedang melakukan patroli lalu lintas untuk mengurai kepadatan di sepanjang jalur tersebut.

"Patroli Lantas Polrestabes Medan menyisir lajur agar pengendara tetap tertib tidak menggunakan lajur pengguna jalan lainnya," tandasnya.

Baca juga: Viral, Video Pemuda Mabuk di Sukoharjo Bicara Ngelantur Saat Ditilang Polisi, Singgung soal Balas Budi

Komentar warganet

Sejumlah warganet mengaku geram atas perilaku pengemudi mobil yang ngeblong tersebut.

Dituliskan, tindakan itu justru membuat kemacetan semakin mengular.

"Paling geram x sma mobil2 ud tau macet malah nyalip2 lomba2 maju ke depan. Ujung2 nya macet panjang. Gak tau Pak Polisi ud capek 1 harian pengaturan lalin," tulis salah satu warganet.

"Paling senang kali liat gini’an, kapok kan kena mundur sama polisi .. arogan kali memang liat orang ngak sabaran .. padahal kalo patuh pasti lancar aja jalan tp krn ngak sabaran akibat nya macet," tulis warganet yang lain.

"Sopir Ngga Ada O*** itu. Udah tau macet, dia kira jalan itu punya bapaknya!?!" timpal warganet lain.

Baca juga: Video Viral, Polisi di Medan Hajar Seniornya gara-gara Tak Sabar Antre ATM, Kapolsek: Hanya Salah Paham

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com