KOMPAS.com - Gerhana Matahari pada zaman Nabi Muhammad SAW menjadi salah satu peristiwa penting dalam hidup nabi terakhir umat Islam itu.
Dikutip dari NU Online, fenomena gerhana Matahari pada masa Nabi Muhammad terjadi bersamaan dengan meninggalnya putranya, Ibrahim.
Disebutkan, gerhana Matahari tersebut terjadi pada 29 Syawal 10 Hijriah atau 27 Januari 632 Masehi di Kota Madinah.
Dilansir dari tesis Gerhana pada Masa Nabi Muhammad karya Ayu Nurul Faizah (2015), peristiwa gerhana Matahari dilaporkan dalam banyak riwayat hadis, salah satunya sebagai berikut:
"Dari al-Mugirah ibn Syu’bah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Terjadi gerhana Matahari di masa Rasulullah Saw pada hari meninggalnya Ibrahim. Beberapa orang berkata: Gerhana itu terjadi karena kematian ibrahim. Maka Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Matahari dan Bulan tidak gerhana karena mati dan hidupnya seseorang. Jika kamu mengalami (gerhana itu), kerjakanlah salat dan berdoalah kepada Allah."
Gerhana Matahari itu tercatat terjadi sekali di Madinah, usai Rasulullah hijrah ke sana.
Sementara sebelum hijrah ke Madinah, gerhana sempat terjadi sebanyak 4 kali.
Salah satunya pada 24 November 569 Masehi, berdekatan dengan masa kelahiran Rasulullah SAW.
Baca juga: Siapa Nama Kucing Nabi Muhammad SAW?
Dikutip dari buku Rahasia Kedahsyatan Shalat Sunnah Setahun Penuh (2016), ketika terjadi gerhana Matahari, Rasulullah SAW bergegas keluar dan melakukan shalat gerhana dengan para sahabatnya.
Nabi Muhammad SAW memberitakan kepada para sahabat bahwa fenomena gerhana adalah salah satu tanda dari kekuasaan Allah SWT.
Al Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari hadis Abu Mas'ud Al Anshari sebagai berikut:
"Terjadinya Gerhana Matahari pada hari meninggalnya Ibrahim bin Muhammad SAW maka manusia mengatakan, "Terjadi gerhana matahari karena kematian Ibrahim."
Maka Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah.
Keduanya tidak terjena gerhana karena kematian atau kehidupan seseorang.