KOMPAS.com - Cermin sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia.
Sebelum bepergian, banyak orang menyempatkan diri untuk bercermin guna memastikan penampilannya sudah sesuai keinginan.
Akan tetapi, beberapa orang justru merasa takut dan cemas ketika akan bercermin.
Baca juga: Apa Penyebab Fobia dan Bagaimana Cara Menyembuhkannya?
Adalah eisoptrophobia, fobia spesifik yang membuat penderitanya mengalami ketakutan berlebihan terhadap cermin.
Fobia ini juga disebut sebagai spektrophobia atau catoptrophobia.
Dikutip dari Cleveland Clinic, individu dengan eisoptrophobia mungkin sangat takut pada bayangannya sendiri, pada cermin itu sendiri, atau pada hantu yang muncul di cermin.
Baca juga: Mengenal Ombrophobia, Munculnya Rasa Takut Saat Hujan Turun
Baca juga: Penyakit Rabies Buat Penderitanya Takut Air, Benarkah?
Mengalami gejala eisoptrophobia bisa sangat melemahkan dan memengaruhi kualitas hidup seseorang secara keseluruhan.
Gejala eisoptrophobia akan bervariasi tergantung pada individu, tetapi mungkin termasuk yang berikut:
Baca juga: Jangan Gunakan Air Sabun, Bersihkan Saja Cermin dengan Baking Soda
Sementara gejala fisik mungkin termasuk:
Untuk diagnosis fobia spesifik, gejalanya harus ada setidaknya selama enam bulan dan tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh kondisi medis lain.
Sebagai catatan, penderita eisoptrophobia mungkin juga memiliki diagnosis komorbiditas , termasuk gangguan panik.
Baca juga: Mengenal Heliophobia, Fobia pada Matahari, Gejala dan Penyebabnya
Fobia spesifik mungkin disebabkan oleh peristiwa traumatis, tetapi tidak semua orang mengalami hal serupa.
Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dan lingkungan juga dapat berperan dalam mengembangkan fobia spesifik.
Eisoptrophobia dapat bermanifestasi dalam berbagai cara tergantung pada individu dan pengalaman unik serta genetika mereka.
Baca juga: Kenapa Kucing Takut pada Timun?
Anak-anak dan orang dewasa dengan amigdala yang terlalu aktif (bagian otak yang terlibat dalam emosi dan perilaku), mungkin lebih rentan mengembangkan fobia spesifik.
Selain itu, anak-anak dan orang dewasa yang mengalami masalah dengan pemrosesan habituasi juga lebih rentan.
Dengan kata lain, obyek atau situasi yang seharusnya dianggap tidak mengancam otak dari waktu ke waktu malah terus memicu respons rasa takut.
Ketakutan yang mendasari ini dapat diperburuk oleh pengalaman genetik, lingkungan, dan traumatis.
Baca juga: 4 Faktor yang Menyebabkan Fobia, Rasa Takut yang Berlebihan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.