ERA elektrifikasi kini memasuki hampir semua lini dalam kehidupan masyarakat. Yang paling umum dibicarakan saat ini tidak jauh dari topik transportasi publik, seperti pemanfaatan electric vehicle (EV) dan segala bentuk fasilitas pendukungnya.
Isu lingkungan merupakan faktor pendorong utama yang semakin menggencarkan elektrifikasi di berbagai bidang. Alasannya, tentu karena manusia tidak lagi bisa bergantung pada sumber energi fosil yang termasuk dalam non-renewable resources, serta bagian dari solusi pencemaran lingkungan dan global warming.
Dalam rangka mendukung elektrifikasi di berbagai sektor, beberapa bulan lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Inpres Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electic Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Baca juga: Elektrifikasi Kendaraan dan Keadilan Energi
Tentunya, hal itu berlaku untuk seluruh instansi, tak terkecuali Tentara Nasional Indonesia (TNI). Jokowi bahkan juga menginstruksikan khusus agar TNI ikut mendorong pemanfaatan program konversi, dengan mengubah kendaraan dinas berbahan bakar minyak menjadi kendaraan dinas listrik berbasis baterai.
Aturan mengenai konversi itu sebenarnya telah diterbitkan Kementerian Perhubungan, yaitu Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2020 untuk konversi sepeda motor dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 15 Tahun 2022 untuk konversi kendaraan selain sepeda motor.
TNI mulai merespon cepat instruksi tersebut secara bertahap. TNI Angkatan Laut misalnya, berencana memulai menggunakan mobil dinas listrik pada tahun 2023.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono, pada September 2022 mengatakan bahwa pihaknya akan terlebih dahulu mengecek ketersediaan kendaraan listrik di Indonesia. KSAL mengemukakan, penggunaannya nanti akan disesuaikan dengan kepangkatan perwira.
Hal ini diharapkan juga dapat diikuti oleh berbagai instansi, maupun lembaga pemerintahan lainnya. Beberapa pihak menganggap bahwa kendaraan listrik adalah sebuah keniscayaan di masa depan. Semua kendaraan tentu akan berubah menjadi EV, baik itu mobil, motor, bus dan transportasi darat lainnya.
Akan tetapi timbul pertanyaan unik tentang bagaimana nasib alutsista kendaraan taktis milik TNI di masa depan: mungkinkan akan berubah menjadi listrik juga? Bila ditanya mungkin atau tidak, tentunya jawabannya adalah sangat mungkin.
Motor listrik memiliki karakteristik yang khas. Salah satu yang menarik perhatian adalah sifatnya yang zero emission, serta memiliki torsi yang besar. Besarnya tenaga torsi dari motor listrik ini, yang tentu jauh bila dibandingkan Internal Combustion Engine (ICE), dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan daya akselerasi yang lebih spontan bagi kendaraan, tak terkecuali pada kendaraan tempur taktis yang tidak terlalu mementingkan top speed.
Konversi mesin tentunya tidak hanya dapat dilakukan pada berbagai kendaraan dinas, tetapi juga kendaraan taktis TNI seperti kendaraan pengangkut pasukan maupun senjata-senjata berat. Meskipun demikian, layaknya kendaraan listrik pada umumnya, fasilitas pendukung dalam penggunaan maupun proses konversinya juga perlu untuk diperhatikan.
Amerika Serikat (AS) sepertinya akan memulai tren elektrifikasi alutsista taktis melalui Angkatan Darat-nya, yang memulai penggunaan kendaran listrik tempur dari Canoo. Canoo merupakan perusahaan startup dari AS yang mulai mengembangkan berbagai terobosan pada teknologi kendaraan listrik yang berlokasi di beberapa wilayah, antara lain Arkansas, Oklahoma, Texas, Michigan, dan California.
Militer AS terus menunjukkan minat pada kendaraan listrik dengan menggunakan Canoo Light Tactical Vehicle (LTV) yang dikembangkan secara khusus. Canoo LTV memiliki konfigurasi kabin tunggal serta dilengkapi ban berukuran 32 inci dengan ground clearance cukup tinggi yang cocok digunakan untuk segala medan.
Dapur pacu kendaraan tempur pasukan AS ini dilengkapi dengan sistem penggerak All-Wheel Drive (AWD) yang menghasilkan tenaga hingga 600 hp. Pembuat mobil ini tidak menjelaskan secara spesifik informasi kendaraan taktis ini, kendati demikian Canoo memastikan bahwa model LTV ini dapat bertahan di lingkungan yang ekstrem dan memiliki kemampuan kamuflase saat berada di medan tempur.
Canoo LTV juga dirancang agar tahan lama dan melindungi penumpang serta ketahanan baterai dalam berbagai kondisi ekstrem. Model ini juga menggunakan karbon Kevlar untuk kekuatan bodi, serta bagian belakangnya dapat dikonversi dari bentuk pick-up menjadi truk atau kendaraan kargo untuk membawa peralatan tempur.
Baca juga: Raker dengan Kemenperin, Komisi VII Soroti Pengembangan Kendaraan Listrik di Tanah Air