Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

Elektrifikasi di Bidang Pertahanan, Mungkinkah?

Kompas.com - 14/12/2022, 10:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ERA elektrifikasi kini memasuki hampir semua lini dalam kehidupan masyarakat. Yang paling umum dibicarakan saat ini tidak jauh dari topik transportasi publik, seperti pemanfaatan electric vehicle (EV) dan segala bentuk fasilitas pendukungnya.

Isu lingkungan merupakan faktor pendorong utama yang semakin menggencarkan elektrifikasi di berbagai bidang. Alasannya, tentu karena manusia tidak lagi bisa bergantung pada sumber energi fosil yang termasuk dalam non-renewable resources, serta bagian dari solusi pencemaran lingkungan dan global warming.

Dalam rangka mendukung elektrifikasi di berbagai sektor, beberapa bulan lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Inpres Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electic Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Baca juga: Elektrifikasi Kendaraan dan Keadilan Energi

Tentunya, hal itu berlaku untuk seluruh instansi, tak terkecuali Tentara Nasional Indonesia (TNI). Jokowi bahkan juga menginstruksikan khusus agar TNI ikut mendorong pemanfaatan program konversi, dengan mengubah kendaraan dinas berbahan bakar minyak menjadi kendaraan dinas listrik berbasis baterai.

Aturan mengenai konversi itu sebenarnya telah diterbitkan Kementerian Perhubungan, yaitu Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2020 untuk konversi sepeda motor dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 15 Tahun 2022 untuk konversi kendaraan selain sepeda motor.

TNI mulai merespon cepat instruksi tersebut secara bertahap. TNI Angkatan Laut misalnya, berencana memulai menggunakan mobil dinas listrik pada tahun 2023.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono, pada September 2022 mengatakan bahwa pihaknya akan terlebih dahulu mengecek ketersediaan kendaraan listrik di Indonesia. KSAL mengemukakan, penggunaannya nanti akan disesuaikan dengan kepangkatan perwira.

Hal ini diharapkan juga dapat diikuti oleh berbagai instansi, maupun lembaga pemerintahan lainnya. Beberapa pihak menganggap bahwa kendaraan listrik adalah sebuah keniscayaan di masa depan. Semua kendaraan tentu akan berubah menjadi EV, baik itu mobil, motor, bus dan transportasi darat lainnya.

Akan tetapi timbul pertanyaan unik tentang bagaimana nasib alutsista kendaraan taktis milik TNI di masa depan: mungkinkan akan berubah menjadi listrik juga? Bila ditanya mungkin atau tidak, tentunya jawabannya adalah sangat mungkin.

Motor listrik memiliki karakteristik yang khas. Salah satu yang menarik perhatian adalah sifatnya yang zero emission, serta memiliki torsi yang besar. Besarnya tenaga torsi dari motor listrik ini, yang tentu jauh bila dibandingkan Internal Combustion Engine (ICE), dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan daya akselerasi yang lebih spontan bagi kendaraan, tak terkecuali pada kendaraan tempur taktis yang tidak terlalu mementingkan top speed.

Konversi mesin tentunya tidak hanya dapat dilakukan pada berbagai kendaraan dinas, tetapi juga kendaraan taktis TNI seperti kendaraan pengangkut pasukan maupun senjata-senjata berat. Meskipun demikian, layaknya kendaraan listrik pada umumnya, fasilitas pendukung dalam penggunaan maupun proses konversinya juga perlu untuk diperhatikan.

Perkembangan di AS

Amerika Serikat (AS) sepertinya akan memulai tren elektrifikasi alutsista taktis melalui Angkatan Darat-nya, yang memulai penggunaan kendaran listrik tempur dari Canoo. Canoo merupakan perusahaan startup dari AS yang mulai mengembangkan berbagai terobosan pada teknologi kendaraan listrik yang berlokasi di beberapa wilayah, antara lain Arkansas, Oklahoma, Texas, Michigan, dan California.

Militer AS terus menunjukkan minat pada kendaraan listrik dengan menggunakan Canoo Light Tactical Vehicle (LTV) yang dikembangkan secara khusus. Canoo LTV memiliki konfigurasi kabin tunggal serta dilengkapi ban berukuran 32 inci dengan ground clearance cukup tinggi yang cocok digunakan untuk segala medan.

Dapur pacu kendaraan tempur pasukan AS ini dilengkapi dengan sistem penggerak All-Wheel Drive (AWD) yang menghasilkan tenaga hingga 600 hp. Pembuat mobil ini tidak menjelaskan secara spesifik informasi kendaraan taktis ini, kendati demikian Canoo memastikan bahwa model LTV ini dapat bertahan di lingkungan yang ekstrem dan memiliki kemampuan kamuflase saat berada di medan tempur.

Canoo LTV juga dirancang agar tahan lama dan melindungi penumpang serta ketahanan baterai dalam berbagai kondisi ekstrem. Model ini juga menggunakan karbon Kevlar untuk kekuatan bodi, serta bagian belakangnya dapat dikonversi dari bentuk pick-up menjadi truk atau kendaraan kargo untuk membawa peralatan tempur.

Baca juga: Raker dengan Kemenperin, Komisi VII Soroti Pengembangan Kendaraan Listrik di Tanah Air

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com