Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Potensi Bencana di Bentangan Sesar Cimandiri?

Kompas.com - 22/11/2022, 12:25 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sesar Cimandiri adalah patahan geser aktif sepanjang kurang lebih 100 kilometer (km).

Sebaran sesar Cimandiri cukup panjang, yakni membentang dari Teluk Palabuhan Ratu ke timur dan ke selatan Kota Sukabumi hingga daerah Sukalarang.

Dilansir dari Kompas.com, aktivitas sesar Cimandiri ini diduga menjadi penyebab terjadinya gempa Cianjur, Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB.

Lantas, seluas apa bentangan sesar Cimandiri dan apa saja potensi bahayanya?

Baca juga: Sesar Cimandiri dan Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta

Potensi bencana sesar Cimandiri

Di sepanjang bentangan sesar Cimandiri banyak dijumpai permukiman warga. Padahal wilayah yang dilalui oleh Cimandiri berpotensi memiliki bencana.

Salah satunya jika terjadi gempa bumi akibat aktivitas sesar Cimandiri.

Menurut Buletin Geologi dan Tata Lingkungan Vol. 29 No.1 Juli 2019 yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, data panjang sesar yang dibagi menjadi beberapa segmen menunjukkan perkiraan besarnya magnitudo maksimum yang berbeda.

Berikut besaran magnitudo maksimum untuk masing–masing segmen:

  • Segmen Cibuntu: magnitudo maksimum sebesar 6,5 Mw (moment magnitude)
  • Segmen Padabeunghar: magnitudo maksimum sebesar 6,4 Mw
  • Segmen Baros: magnitudo maksimum sebesar 6,5 Mw.

Moment magnitude merupakan salah satu skala magnitudo yang menggambarkan besarnya energi yang dilepaskan selama gempa bumi, mulai dari awal sumber gempa bumi bergerak hingga berhenti.

Artinya, apabila terjadi gempa bumi yang bersumber pada masing-masing segmen dengan magnitudo berkisar antara 6,4 Mw hingga 6,5 Mw, akan berdampak besar pada daerah–daerah yang terletak di dekat lokasi pusat gempa dengan nilai percepatan gempa bumi berkisar 0,5 g (gravitasi).

Baca juga: Selain Sesar Cimandiri, Ada Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta yang Patut Diwaspadai

Gempa darat di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (21/7/2020) pukul 20:21 Wib.DOK : BMKG Gempa darat di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (21/7/2020) pukul 20:21 Wib.

Beberapa contoh kejadian gempa bumi di Indonesia yang bersumber dari pergerakan sesar aktif di darat dengan magnitudo berkisar antara 6-6,4 Mw, antara lain:

  • Gempa bumi Bantul Yogyakarta 2006
  • Gempa bumi Solok Sumatera Barat 2007
  • Gempa bumi Pidie Jaya 2016
  • Gempa bumi Lombok 2018.

Selain itu, daerah lembah Cimandiri terutama pada bagian barat juga akan berpotensi menimbulkan bahaya ikutan berupa pergerakan tanah.

Beberapa desa yang terletak di lembah Cimandiri bagian barat, yaitu Desa Cidadap, Mekar Asih dan Cibuntu berbatasan langsung dengan perbukitan terjal pada bagian selatannya.

Perbukitan tersebut tersusun oleh batuan rombakan gunung api tersier terdiri dari lava dan breksi gunung api yang sebagian telah mengalami pelapukan.

Jika terjadi gempa bumi dengan magnitudo 6,5 Mw maka dapat berpotensi terjadinya gerakan tanah.

Baca juga: Apa Itu Sesar Cimandiri? Diduga Penyebab Gempa Cianjur M 5,6 Hari Ini

Halaman:

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com