KOMPAS.com - Sesar Cimandiri adalah patahan geser aktif sepanjang kurang lebih 100 kilometer (km).
Sebaran sesar Cimandiri cukup panjang, yakni membentang dari Teluk Palabuhan Ratu ke timur dan ke selatan Kota Sukabumi hingga daerah Sukalarang.
Dilansir dari Kompas.com, aktivitas sesar Cimandiri ini diduga menjadi penyebab terjadinya gempa Cianjur, Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB.
Lantas, seluas apa bentangan sesar Cimandiri dan apa saja potensi bahayanya?
Baca juga: Sesar Cimandiri dan Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta
Di sepanjang bentangan sesar Cimandiri banyak dijumpai permukiman warga. Padahal wilayah yang dilalui oleh Cimandiri berpotensi memiliki bencana.
Salah satunya jika terjadi gempa bumi akibat aktivitas sesar Cimandiri.
Menurut Buletin Geologi dan Tata Lingkungan Vol. 29 No.1 Juli 2019 yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, data panjang sesar yang dibagi menjadi beberapa segmen menunjukkan perkiraan besarnya magnitudo maksimum yang berbeda.
Berikut besaran magnitudo maksimum untuk masing–masing segmen:
Moment magnitude merupakan salah satu skala magnitudo yang menggambarkan besarnya energi yang dilepaskan selama gempa bumi, mulai dari awal sumber gempa bumi bergerak hingga berhenti.
Artinya, apabila terjadi gempa bumi yang bersumber pada masing-masing segmen dengan magnitudo berkisar antara 6,4 Mw hingga 6,5 Mw, akan berdampak besar pada daerah–daerah yang terletak di dekat lokasi pusat gempa dengan nilai percepatan gempa bumi berkisar 0,5 g (gravitasi).
Baca juga: Selain Sesar Cimandiri, Ada Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta yang Patut Diwaspadai
Beberapa contoh kejadian gempa bumi di Indonesia yang bersumber dari pergerakan sesar aktif di darat dengan magnitudo berkisar antara 6-6,4 Mw, antara lain:
Selain itu, daerah lembah Cimandiri terutama pada bagian barat juga akan berpotensi menimbulkan bahaya ikutan berupa pergerakan tanah.
Beberapa desa yang terletak di lembah Cimandiri bagian barat, yaitu Desa Cidadap, Mekar Asih dan Cibuntu berbatasan langsung dengan perbukitan terjal pada bagian selatannya.
Perbukitan tersebut tersusun oleh batuan rombakan gunung api tersier terdiri dari lava dan breksi gunung api yang sebagian telah mengalami pelapukan.
Jika terjadi gempa bumi dengan magnitudo 6,5 Mw maka dapat berpotensi terjadinya gerakan tanah.
Baca juga: Apa Itu Sesar Cimandiri? Diduga Penyebab Gempa Cianjur M 5,6 Hari Ini