Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia Mulai 7 September, Catat Daerah dan Waktunya

Kompas.com - 03/09/2022, 12:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia akan mengalami fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari mulai 7 September 2022 mendatang.

Hal ini dikarenakan Matahari akan berada tepat di atas kepala selama sebulan lebih, dari 7 September hingga 21 Oktober 2022.

Ketika Matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga saat tengah hari, sehingga fenomena ini dapat disebut sebagai Hari Tanpa Bayangan Matahari.

Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang menjelasakan, alasan matahari berada di atas kepala sebulan lebih, yaitu karena nilai deklinasi matahari bervariasi antara 6 derajat LU sampai dengan 11 derajat LS sejak pekan kedua bulan September hingga pekan ketiga bulan Oktober.

Deklinasi adalah sudut apit antara lintasan semu harian Matahari dengan proyeksi ekuator Bumi pada bola langit (disebut juga ekuator langit).

Lanjutnya, karena nilai deklinasi matahari sama dengan lintang geografis wilayah Indonesia, maka matahari akan berada tepat di atas kepala saat tengah hari.

"Karena bentang geografis indonesia dari 6 derajat LU sampai dengan 11 derajat LS. Makanya, hari tanpa bayangan untuk setiap kota besar di indonesia berbeda-beda bergantung dari letak geografisnya," kata Andi pada Kompas.com, Jumat (2/9/2022).

Simak selengkapnya, penjelasan tentang Hari Tanpa Bayangan, berikut jadwal, lokasi, dan cara menyaksikannya:

Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia, Apa Saja Dampaknya?

Apa itu Hari Tanpa Bayangan?

Hari Tanpa Bayangan adalah ketika Matahari berada di atas, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga saat tengah hari.

Andi menjelsakan, Hari Tanpa Bayangan Matahari terjadi dua kali setahun untuk kota-kota yang terletak di antara Garis Balik Utara (Tropic of Cancer; 23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat Lintang Selatan).

Sementara, untuk kota-kota yang terletak tepat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan akan mengalami Hari Tanpa Bayangan hanya sekali setahun, yakni ketika Solstis Juni (21/22 Juni) maupun Solstis Desember (21/22 Desember).

Di luar wilayah tersebut, matahari tidak akan berada di atas kepala (zenit) ketika tengah hari sepanjang tahun.

Baca juga: Mengapa Ada Hari Tanpa Bayangan? Ini Penjelasan BMKG

Cara menyaksikan Hari Tanpa Bayangan 2022

Sejumlah siswa mengamati hari tanpa bayangan di sekitar kantor BMKG Banyuwangi, Kamis (14/10/2021).Dok. BMKG Sejumlah siswa mengamati hari tanpa bayangan di sekitar kantor BMKG Banyuwangi, Kamis (14/10/2021).
Untuk menyaksikan fenomena ini, Andi menyebutkan masyarakat bisa melakukan hal berikut:

  1. Siapkan benda tegak seperti tongkat atau spidol atau benda lain yang dapat ditegakkan.
  2. Letakkan di permukaan yang rata.
  3. Amati bayangan pada waktu yang sudah ditentukan.
  4. Dapat mengabadikan fenomena ini melalui potret foto maupun rekaman video sebagai bukti kalau pada saat tersebut bayangan benda benar-benar tidak ada.
  5. Jika cuaca berawan, dapat disaksikan paling cepat lima menit sebelum atau paling lambat lima menit setelah waktu yang ditentukan. Hal ini dikarenakan di luar rentang waktu lima menit, bayangan matahari sudah muncul kembali.

 Baca juga: Mengapa Ada Hari Tanpa Bayangan? Ini Penjelasan BMKG

Jadwal dan lokasi Hari Tanpa Bayangan 2022 di Indonesia

Hari Tanpa Bayangan akan terjadi pada tanggal 7 September 2022 hingga 21 Oktober 2022.

"Paling awal di Kota Sabang tanggal 7 September, paling akhir di Rote Ndao tanggal 21 Oktober," ujar Andi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com