Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Bukan Cleopatra, tapi Nefertiti

Kompas.com - 07/06/2022, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA awal Desember 1914, tim arkeolog Jerman di bawah pimpinan Ludwig Borchardt menemukan sebuah arca dada di ruang kerja pemahat tersohor Mesir kuno, Thutmose di Amarna.

Kepala patung dada tersebut mengenakan tutup kepala yang lazim digunakan oleh istri firaun Akhenaton.

Kemudian patung dada itu diboyong ke Berlin dan kini disemayamkan di Neues Museum Berlin sesuai kehendak Adolf Hitler ketika menjadi Kanselir Jerman yang sangat mengagumi keindahan patung dada tersebut.

Akibat ratu Mesir yang paling tersohor adalah Cleopatra maka banyak masyarakat awam termasuk saya menduga bahwa tokoh patung dada itu adalah Cleopatra.

Dugaan tersebut jelas keliru sebab bentuk mahkota yang biasa digunakan Cleopatra beda dari tutup kepala yang digunakan patung dada indah yang kini bersemayam di Neues Museum Berlin.

Tokoh patung dada itu memang bukan Cleopatra yang hidup pada abad ke dua sebelum Masehi sebagai Ratu Mesir Dinasti Ptolomaikus keturunan Iskandar Agung, namun Nefertiti yang hidup pada abad XIV sebelum Masehi sebagai Ratu Mesir Dinasti XVIII istri firaun Akhenaton.

Cleopatra dan Nefertiti saling beda sifat satu dengan lainnya maka juga beda kisah.

Sementara Cleopatra sibuk menggunakan diplomasi asmara untuk menghadapi imperialisme Romawi dengan merayu Julius Caesar dan Markus Antonius sampai beranak-pinak.

Nefertiti bersama suaminya bergotong-royong merevolusi agama Mesir kuno dari politheisme menjadi monotheisme memuja hanya satu dewa, yaitu dewa matahari Aton sebagai dewa tunggal.

Pada masa kekuasaan Akhenaton dan Nefertiti, kefiraunan Mesir berada pada masa satu di puncak kejayaan peradaban masyarakat adil dan makmur yang hidup di negeri gemah ripah loh jinawi tata tenteram kerta raharja seperti pada masa kekuasaan Elisabeth I di Inggris atau Katharina Akbar di Rusia.

Meski masih diperdebatkan oleh para sejarawan, ada keyakinan bahwa setelah Akhenaton wafat maka Nefertiti menjadi firaun Mesir dengan gelar Neferneferuaten sebelum Tutankhamun dinobatkan menjadi firaun Mesir.

Yang diyakini tanpa diperdebatkan lagi adalah bahwa setelah menaklukkan Amarna, maka Negeneferuaten Nefertiti mengembalikan Thebes sebagai Ibu Kota Mesir Kuno sebelum dipindah ke Pi-Ramesse oleh Ramesses II pada masa Dinasti XIX dan XX.

Dalam hal melaksanakan jurus diplomasi birahi, mungkin Cleopatra lebih lihai, namun dalam melakukan manajemen ketatanegaraan tampaknya Nefertiti di samping lebih cantik seperti tampak pada patung dada yang kini berada di Neues Museum Berlin juga lebih cerdas secara profesional manajemen kepemerintahan sehingga lebih layak disebut sebagai negarawati.

Sebenarnya masih ada tokoh ratu perempuan Mesir kuno lainnya yang bernama mirip Nefertiti, yaitu Nefertari.

Namun agar masih memiliki bahan tulisan maka tentang Nefertari, saya akan menulis naskah lain lagi.

Juga masih banyak naskah bisa ditulis tentang ratu Mesir kuno lain-lainnya seperti Merneith, Neithikret, Sobekneferu, Twosret, Ankeshenamun dan tentu saja Hatshepsut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com