KOMPAS.com - PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat adanya kenaikkan jumlah kendaraan pada H+5 Lebaran 2022. Kenaikkan volume kendaraan itu dipastikan akan kembali meningkat pada Minggu (8/5/2022).
Peningkatan volume lalu lintas terjadi dari arah Timur, seperti Surabaya, Solo, Semarang, Cirebon dan Bandung yang menuju ke Jabotabek.
Dikutip dari Kompas.com (8/5/2022), Jasa Marga memprediksi akan ada 269.444 unit kendaraan yang akan melakukan perjalanan kembali ke DKI Jakarta dan puncak arus balik Lebaran 2022, Minggu 8 Mei 2022.
Berdasarkan perkiraan tersebut, jumlah itu naik hingga 53,6 persen dari lalu lintas normal di periode November 2021.
"Masih ada sekitar 60 persen atau 1,2 juta kendaraan yang belum kembali. Kami prediksi, pada akhir pekan ini yang merupakan puncak arus balik akan ada sebanyak 269.444 kendaraan yang kembali," tutur Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga Dwimawan Heru.
Baca juga: Link Live Streaming Pantauan Arus Balik Lebaran Kompas.com 8 Mei 2022
Jasa Marga mencatat, total volume kendaraan mencapai 170.078 kendaraan hingga Sabtu, 7 Mei 2022.
"Angka ini naik 159% dari normal 2021 dan mengalahkan rekor tertinggi sebelum pandemi yang terjadi pada Lebaran 2019 sebesar 166.444 kendaraan atau naik 2,2%," tutur Heru, Corporate, dilansir dari keterangan resminya, Minggu (8/5/2022).
Bahkan peningkatan volume kendaraan ini menjadi rekor arus balik tertinggi di sepanjang sejarah jalan tol di Indonesia selama arus balik Lebaran 2022.
Menurut Heru, kenaikkan volume kendaraan dari arah Timur merupakan lalin kumulatif arus balik di Jalan Tol Jakarta-Cikampek melalui dua gerbang tol, yaitu GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama.
Di GT Cikampek Utama, peningkatan volume kendaraan berasal dari arah Jalan Tol Trans Jawa. Sementara untuk GT Kalihurip Utama lalu lintas pemudik didominasi dari arah Jalan Tol Cipularang.
Berikut rincian kenaikan jumlah kendaraan:
Baca juga: Arus Balik Lebaran 2022, sampai Kapan One Way di Tol Diberlakukan? Ini Kata Kakorlantas
Masih dikutip dari laman yang sama, Heru mengatakan bahwa lonjakan volume kendaraan di jalan tol masih dapat dikendalikan. Bahkan pengendaliannya berlangsung lebih mudah dari tahun 2019.
“Pada tahun 2019 untuk mengurai lalin sebesar ini dibutuhkan waktu hingga 24 jam untuk menguras kepadatan luar biasa yang terjadi di berbagai segmen Jalan Tol Jakarta-Cikampek," tutur Heru.
“Tahun ini dengan perencanaan yang lebih matang, dan koordinasi yang jauh lebih intensif, relatif tidak terjadi kepadatan yang berarti di Jalan Tol Jakarta-Cikampek,” imbuhnya.
Adapun strategi yang diterapkan untuk mengurai kepadatan lalu lintas dilakukan melalui 2 manajemen, yakni penggunaan teknologi terkini di bidang road transportation dan koordinasi lintas sektoral.