Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Gejala PASC Usai Terinfeksi Covid-19, Ini Penjelasan Satgas IDI

Kompas.com - 02/04/2021, 09:00 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan istilah Long Covid, kini berganti menjadi Post Acute Sequelae of SARS-CoV-2 (PASC).

Sebelumnya, istilah long covid digunakan untuk menyebut gejala yang dialami pasien Covid-19 yang berlangsung selama berbulan-bulan.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, bahwa istilah long covid disalah pahami sebagai gejala menahun, padahal bukan.

"Ditinggalkan istilahnya ke arah menahun, ini tidak demikian. Jadi begitu selesai infeksi akut, selesai proses virusnya. Mulai dari terinfeksi sampai hilang," kata Zubairi kepada Kompas.com, Rabu (31/3/2021).

Lantas, apakah PASC ini? Berikut penjelasannya.

Baca juga: Ramai soal Long Covid-19, Sembuh tapi Masih Bergejala, Ini Penjelasannya

Apa itu PASC?

Kata post acute dalam PASC berarti gejala yang muncul terjadi setelah masa akut infeksi, sehingga meninggalkan sisa.

"Artinya sesudah masa akut infeksi covid, sequalae itu sisa atau cacatnya, dari penyakit Covid-19," jelas Zubairi.

Gejala yang dialami PASC ini penting untuk diperhatikan.

"Namun PASC itu menjadi penting karena ini adalah sequalae, jadi bukan penyakit akutnya namun bekasnya jadi kecacatan setelah infeksi akut selesai," kata Zubairi.

Pergantian istilah dari long covid ke PASC ini juga disarankan oleh pakar Covid-19, Anthony Faucci di Gedung Putih Amerika Serikat (AS), pada Februari 2021 lalu.

Baca juga: Update Corona Global: Kasus di Perbatasan China-Myanmar | Rusia Kembangkan Vaksin Covid-19 untuk Hewan

Lamanya gejala

Lebih lanjut, Zubairi mengatakan bahwa dari penelitian di AS, angka kasus PASC cukup besar, yaitu 20 persen dari keseluruhan orang yang dinyatakan positif Covid-19.

"Dan ternyata masalahnya besar, tidak hanya 1 persen 2 persen namun jutaan orang di Amerika mengalami masalah ini. Jadi lebih dari 20 persen," tutur Zubairi.

Ia memberi contoh penelitian lain, seperti di Italia. Pada pasien remaja kurang dari 18 tahun di Roma yang positif Covid-19, ada lebih dari 50 persen mempunyai gejala-gejala yang menetap 4 bulan ataupun lebih.

"Jadi bisa lebih dari 4 bulan, dengan sekitar 22,5 persen remaja ini mempunyai 3 atau lebih gejala-gejala," ujar Zubairi.

Awalnya, gejala PASC diperkirakan terjadi paling lama 12 minggu atau 3 bulan. Penelitian masih terus berlanjut, sehingga sampai saat ini belum ada kriteria yang ditetapkan untuk mendiagnosa PASC berdasarkan lamanya gejala yang diderita.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com