Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telepon Angin, Cara Warga Jepang "Berbicara" dengan Keluarga yang Meninggal Dunia

Kompas.com - 24/03/2021, 07:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di sebuah taman yang terletak di atas bukit, bilik telepon putih berkilau di bawah sinar matahari awal musim semi.

Dalam bilik itu, Kazuyoshi Sasaki dengan hati-hati memencet nomor ponsel mendiang istrinya, Miwako, melalui telepon angin.

Sasaki menjelaskan, bagaimana ia mencari istrinya setelah gempa bumi dahsyat satu dekade lalu, dengan mengunjungi pusat evakuasi dan kamar mayat sementara.

"Itu semua terjadi dalam sekejap, saya tidak bisa melupakannya bahkan sekarang. Aku mengirimimu pesan yang memberitahumu di mana aku berada, tapi kamu tidak memeriksanya" kata Sasaki sambil menangis, dikutip dari Reuters, 5 Maret 2021.

"Ketika aku kembali ke rumah dan melihat ke langit, ada ribuan bintang, itu seperti melihat kotak permata. Aku menangis dan menangis dan tahu bahwa begitu banyak orang pasti telah meninggal," lanjut dia.

Istri Sasaki adalah satu dari hampir 20.000 orang di timur laut Jepang yang tewas akibat bencana yang melanda 11 Maret 2011.

Banyak penyintas menyebutkan, saluran telepon yang tak terhubung di Kota Otsuchi itu membantu mereka tetap berhubungan dengan orang yang mereka cintai.

Telepon angin itu memberi mereka penghiburan saat mereka bergumul dengan kesedihan.

Baca juga: 11 Maret 2011, Gempa M 9,1 dan Tsunami di Jepang, Sebabkan Bencana Nuklir

Kesepian

Satu hari sebelum Sasaki, warga lain bernama Sachiko Okawa juga menelepon Toichiro, mendiang suaminya yang dinikahinya selama 44 tahun.

"Aku kesepian. Sampai jumpa, aku akan segera kembali," kata dia dengan suara serak dan meminta Toichiro menjaga keluarga mereka.

Okawa mengatakan, ia terkadang merasa bisa mendengar suar Toichiro di ujung telepon.

"Itu membuatku merasa sedikit lebih baik," jelas dia.

Wanita berusia 76 tahun itu sering membawa kedua cucunya ke bilik telepon agar dapat berbicara engan kakek mereka.

"Kakek, ini sudah 10 tahun dan saya akan segera masuk sekolah menengah," kata Diana, cucu Okawa berusia 12 tahun.

"Ada virus baru yang membunuh banyak orang dan itulah alasan mengapa kami memakai masker, tapi kami semua baik-baik saja," kata dia.

Baca juga: Gempa Magnitudo 7,2 Guncang Jepang, Ada Peringatan Tsunami

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com